Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi El Nino, Jokowi Minta Petani dan Nelayan Diselamatkan

Kompas.com - 31/07/2015, 14:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo meminta semua menteri untuk mencarikan solusi atas fenomena El Nino yang kemungkinan membuat musim kemarau berkepanjangan hingga November. Dia menegaskan agar solusi yang nantinya diambil tetap akan melindungi petani dan nelayan.

Jokowi mengungkapkan, saat ini sejumlah wilayah sudah terpantau mengalami kekeringan, seperti di wilayah Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dilihat dari peta hari tanpa hujan, di wilayah-wilayah tersebut ternyata sudah tidak turun hujan sejak Mei.

"Oleh sebab itu, pada sore hari ini, akan kami bahas. Kami carikan jalan keluar, terutama juga kewaspadaan kita terhadap beberapa titik hot spot potensi kebakaran hutan yang juga perlu diwaspadai. Yang paling penting adalah bagaimana menyelamatkan petani, selamatkan nelayan," kata Jokowi saat membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jumat siang.

Rapat tersebut dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan.

Presiden sudah menginstruksikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk membagikan pompa air ke daerah dengan tingkat kekeringan yang tinggi. Untuk jangka panjang, Jokowi menjanjikan pembangunan waduk sebagai solusi untuk antisipasi kekeringan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan, gelombang panas El Nino diperkirakan menyerang wilayah Indonesia sampai November 2015. Akibat El Nino, awal musim hujan 2015/2016 di beberapa wilayah mengalami kemunduran. Hingga saat ini, kekeringan semakin meluas, dan hampir merata di seluruh Nusantara. (Baca: El Nino Landa Indonesia hingga November 2015)

El Nino adalah sebuah gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar ekuator, khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru).

Dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut di sekitar Indonesia umumnya hangat sehingga penguapan mudah terjadi. Penguapan itu yang kemudian membentuk awan-awan hujan.

Namun, ketika fenomena El Nino terjadi, saat suhu permukaan laut di pasifik ekuator bagian tengah dan timur menghangat, perairan sekitar Indonesia umumnya justru mengalami penurunan suhu. Akibatnya, perubahan terjadi pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia.

Fenomena El Nino ini bisa menyebabkan kekeringan hingga kebakaran hutan. Namun, bagi nelayan, fenomena El Nino mendatangkan keuntungan karena akan mendapat ikan yang berlimpah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com