Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chappy Hakim dan Upaya Membangun Kedaulatan Udara lewat Buku

Kompas.com - 29/07/2015, 16:13 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal (Purn) Chappy Hakim meluncurkan buku berjudul "Tanah Air dan Udaraku Indonesia". Dalam bukunya, Chappy menjelaskan pentingnya membangun kedaulatan wilayah udara Indonesia, sebagai salah satu persiapan menghadapi ancaman global.

"Banyak defisni tentang kedaulatan. Namun, pengertian sederhananya adalah hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah, atau dalam hal ini wilayah udara Indonesia," ujar Chappy, saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku di Gramedia, Matraman, Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Chappy menjelaskan bahwa penguasaan wilayah udara merupakan salah satu metode pertahanan yang pengaruhnya sangat besar dalam memastikan keamanan negara. Beberapa pengalaman negara-negara dalam masa perang dunia memberikan contoh betapa kedaulatan wilayah udara menjadi penting untuk dikuasai.

TRIBUN NEWS / IRWAN RISMAWAN Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim (ketiga kanan) berfoto bersama Presiden Ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri (tengah), Ketua MPR Zulkifli Hasan (ketiga kiri), Ketua DPR Setya Novanto (kedua kiri), Mekopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno (kedua kanan), Menkumham Yasonna Laoly (kanan), dan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono saat peluncuran buku 'Tanah Air dan Udaraku Indonesia' karya Chappy Hakim, di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Bahkan, menurut Chappy, saat ini ancaman terhadap keamanan negara semakin sulit untuk dideteksi. Misalnya, serangan teroris terhadap menara kembar di Amerika Serikat, yang dilakukan dengan menggunakan pesawat komersil.

"Saat ini masih banyak penerbangan tanpa izin melintas di wilayah udara Indonesia. Peristiwa Bawean pada 2003, pesawat Amerika bisa masuk tanpa izin di wilayah NKRI. Belum lagi di wilayah Selat Malaka yang sangat rawan bagi keamanan negara," kata Chappy.

Menurut Chappy, wilayah Indonesia yang sangat strategis berpotensi terjadi serangan secara tiba-tiba. Namun, saat ini ancaman tersebut belum diikuti pengelolaan wilayah udara yang dilakukan secara maksimal.

TRIBUN NEWS / IRWAN RISMAWAN Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim (kiri) secara simbolis memberikan buku kepada Presiden Ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri disaksikan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono (belakang) saat peluncuran buku 'Tanah Air dan Udaraku Indonesia' karya Chappy Hakim, di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Melalui bukunya tersebut, Chappy berupaya membagikan pandangannya seputar isu-isu pertahanan dan kedaulatan wilayah udara Indonesia. Ia berharap, buku tersebut dapat membangkitkan kembali kesadaran pemerintah, pakar hukum udara, pemerhati serta pelaku transportasi udara, khususnya dalam menyusun strategi pertahanan nasional yang komprehensif dan efektif secara bersama-sama.

"Kekuatan maritim tidak akan pernah dapat tercapai tanpa diiringi dengan penyelenggaraan air superiority dan air supremacy," kata Chappy.

Dalam peluncuran tersebut, hadir beberapa pimpinan lembaga tinggi negara, seperti Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhie Purdijatno, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly. Selain itu hadir pula Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan mantan Kepala BIN Hendropriyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com