JAKARTA, KOMPAS.com - Proses penelusuran jejak rekam menjadi faktor penting yang akan dilakukan panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pansel pun berencana menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan lembaga lainnya.
"Jadi kita tentu menginginkan calon pimpinan KPK yang berintegritas, kredibel, punya rekam jejak yang baik. Untuk itu, kami akan melibatkan beberapa pihak untuk melakukan tracking, dan bisa jadi salah satunya, dan saya rasa salah satunya adalah PPATK," ujar Betty di Istana Merdeka, Senin (25/5/2015).
Selain PPATK, juga akan ada lembaga lain yang akan dilibatkan. Namun, Betty belum mau menyebutkannya karena Pansel masih akan terlebih dulu melakukan rapat internal. Rapat akan dilakukan pada hari ini dan dilanjutkan esok hari. Masyarakat pun akan dillibatkan untuk menjaring informasi seputar jejak rekam. Betty menjelaskan, Pansel KPK akan menerima pula beragam masukan dari komisioner KPK, kejaksaan, dan kepolisian.
"Jadi dari berbagai pihak untuk memberikan masukan, sehingga kita memiliki pemahaman yang komprehensif," ucap dia.
Pansel akan memilih calon pimpinan untuk mengisi empat kursi pimpinan KPK yang akan berakhir masa jabatannya. Berdasarkan undang-undang, Pansel harus mengajukan dua kali dari kebutuhan posisi kosong yang ada sehingga akan ada delapan calon yang diajukan pansel ke Dewan Perwakilan Rakyat. Satu posisi kosong lagi akan diikuti dua calon pimpinan KPK yang sudah dipilih dalam periode pemerintahan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Robby Arya Brata dan Busyro Muqoddas.
Ketua Pansel KPK Destry Damayanti mengatakan mereka tak akan lagi mengulang proses seleksi terhadap Robby mau pun Busyro. Sehingga Pansel hanya mencari kandidat untuk mengisi sisa empat kursi kosong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.