"Salah satu alasan kenapa kami dipilih, karena kami bersembilan ini independen. Jadi Insya Allah kami tidak bisa diintervensi," kata Betty, dalam jumpa pers, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/5/2015).
Betty menjelaskan, Pansel KPK akan menggelar tahapan seleksi secara transparan dan terukur. Menurut dia, cara seperti ini akan sulit membuat celah intervensi.
"Sesuatu yang kelihatan biasanya agak lebih sulit diintervensi," kata dia.
Betty, yang lama berkarir di IBM itu, mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo ditekankan bahwa Pansel diberikan kesempatan untuk bekerja sendiri. Presiden tak akan mengintervensi proses yang berjalan.
Setelah pertemuan dengan Presiden, Pansel KPK langsung menggelar rapat internal di Gedung 1 Sekretariat Negara untuk menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Rapat itu akan dilanjutkan pada besok, Selasa (26/5/2015).
Lebih lanjut, Betty menjelaskan, Pansel KPK ingin memilih calon Pimpinan KPK yang memiliki kapabilitas dan berintegritas. Pansel akan memilih calon pimpinan untuk mengisi empat kursi pimpinan KPK yang akan berakhir masa jabatannya pada Desember mendatang.
Berdasarkan undang-undang, Pansel harus mengajukan dua kali dari kebutuhan posisi kosong yang ada sehingga akan ada delapan calon yang diajukan pansel ke Dewan Perwakilan Rakyat. Satu posisi kosong lagi akan diikuti dua calon pimpinan KPK yang sudah dipilih pada periode pemerintahan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Robby Arya Brata dan Busyro Muqoddas.
Ketua Pansel KPK Destry Damayanti mengatakan, mereka tak akan lagi mengulang proses seleksi terhadap Robby dan Busyro. Dengan demikian, Pansel mencari kandidat untuk mengisi sisa empat kursi kosong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.