Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mendagri Cukup Miliki Satpol PP Saja, Tak Perlu Polisi"

Kompas.com - 07/05/2015, 23:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana untuk menempatkan Polri di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri kembali bergulir. Namun, wacana itu dinilai kurang tepat.

"Biarkan Mendagri cukup memiliki Satpol PP saja," kata anggota Komite I DPD Gde Pasek Suardika di Kompleks Parlemen, Kamis (7/5/2015).

Pasek mengatakan, munculnya wacana tersebut tidak terlepas dari keinginan untuk mereformasi tubuh Polri agar dapat bekerja lebih optimal. Menurut dia, apabila Polri berada di bawah Mendagri, maka proses pengawasan masyarakat terhadap kinerja lembaga itu akan semakin sulit.

"Bayangkan saja, sekarang saja di bawah presiden, seorang penyidik ditelepon sulit untuk bergerak. Apalagi di bawah kemendagri," ucapnya.

Sebelumnya, wacana untuk menempatkan Polri di bawah mendagri kembali muncul. Hal itu dinilai sebagian kalangan sangat perlu agar perseteruan antara TNI dan Polri bisa diredam. Sebagai informasi, kedua instansi itu kerap terlibat konflik, khususnya di daerah perbatasan. Masalah "ekonomi" kerap dituding menjadi sumbu meledaknya permasalahan itu.

Namun, Mendagri Tjahjo Kumolo, tak setuju dengan wacana itu. Menurut dia, Polri sebaiknya tetap berada di bawah Presiden. Tak hanya itu, ia juga mendukung apabila ada wacana agar TNI berada di bawah Presiden juga.

"Ya, pada posisi Kapolri harus di bawah siapa, tetapi lebih baik tetap di bawah presiden. TNI juga di bawah presiden sebagai panglima presiden," kata Tjahjo di Balai Kartini, Jakarta, Senin (4/5/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Nasional
Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Nasional
Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com