Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Pedas dan "Seger"

Kompas.com - 05/05/2015, 15:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- Senin, 27 April 2015, di Auditorium TVRI, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 8, Senayan, Jakarta, Rosiana Magdalena Silalahi mengatakan, dirinya adalah "petugas acara". Sementara Suryopratomo mengatakan, acara petang itu istimewa karena baru tahun ini Hari Pers Nasional diadakan dua kali.

Kata-kata dua pemandu acara Silaturahmi Pers Nasional yang dihadiri Presiden Joko Widodo di gedung TVRI disambut hadirin dengan tepuk tangan dan tawa jenaka. Suasana jenaka juga disemarakkan oleh beberapa kalimat dalam pidato Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia yang juga Penanggung Jawab Hari Pers Nasional (HPN) 2015 Margiono.

Margiono, antara lain, mengatakan, ketidakhadiran Jokowi pada HPN di Batam, Senin, 9 Februari 2015, memunculkan beberapa seloroh seperti ini, "Katanya, Jokowi adalah media darling, sekarang medianya ada, lalu di mana darling-nya, di mana, di mana?"

Dalam acara di gedung TVRI itu, Jokowi diminta naik ke panggung dan dipersilakan mengenakan jaket merah putih bertuliskan "Media Darling". Tapi, huruf "A" dalam kata "darling" tampak seperti huruf "O" sehingga kata "darling" seolah-olah seperti kata "dorling". "Kancingnya banyak," ujar Jokowi di awal pidatonya.

Senin (27/4) itu, Jokowi terbang meninggalkan acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Malaysia, kembali ke Jakarta untuk bersilaturahim dengan insan pers Indonesia. "Saya mendarat di Halim Perdanakusuma dan Pak JK (Wakil Presiden Jusuf Kalla) terbang ke Malaysia untuk menggantikan saya. Sampai begitu. Saya takut," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, tengah malam, pagi, siang, dan sore, dirinya membaca tulisan di segala macam media massa. "Sampai yang kecil-kecil, termasuk tulisan yang nyeleneh, melintir-melintir, saya baca semua," ujar Jokowi yang menekankan kontrol pers itu penting.

Terkait dengan kenaikan harga minyak, Jokowi mengatakan hal itu menyakitkan, tapi di kemudian hari akan menurunkan harga-harga karena tarif transportasi turun separuhnya akibat tersedianya infrastruktur.

"Sekarang banyak kritik, tulisan pedas-pedas, tidak mengapa. Bagi saya itu seger-seger saja. Tulis terus, tidak apa-apa, pedas itu seger," ujar Jokowi berkaitan dengan kebijakan harga minyak tersebut.

Namun, ia menghendaki kritik perlu memberi solusi, menumbuhkan optimisme, dan membuat orang berpikir positif.

Soal acara ini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan berkomentar, Presiden Jokowi kesannya menjalankan kekuasaan dan pemerintahan dengan gaya selebritas, ingin terus disambut layaknya rock star, harus dielu-elukan. Makanya, dia suka panggung.

"Apa masih confidence dia menerima plakat dan jubah presiden media darling? " tanya Ramadhan yang pernah aktif jadi wartawan lapangan.

Ditanya apa kritiknya terhadap pemerintahan Jokowi, Ketua MPR Zulkifli Hasan yang hadir dalam acara silaturahim dengan insan pers itu, antara lain, mengatakan, kabinet kurang fokus pada prioritas. "Terlalu mementingkan pencitraan dan retorika. Mungkin karena baru," ujar Ketua Umum PAN itu.

Yuk, kita kritik terus yang pedas sekali supaya pemerintah lebih seger. (J Osdar)

* Artikel ini terbit di harian Kompas edisi Selasa (5/5/2015) dengan judul "Kritik Pedas dan 'Seger'"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com