Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Tegaskan Moratorium Penebangan Hutan Jalan Terus

Kompas.com - 27/04/2015, 19:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa Pemerintah akan melanjutkan kebijakan moratorium penebangan hutan alam dan lahan gambut. Kebijakan ini dilakukan sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011. Moratorium izin penebangan hutan alam ini kemudian diperpanjang pada 2013.

"Akan diteruskan, semua ambil kayu harus industrial forest, atau hutan industri. Sekarang enggak boleh lagi ambil dari alam, masih sama, pokoknya habis ya nanti ekstensi lagi," kata Kalla di Jakarta, Senin (27/4/2015) seusai memberikan sambutan dalam acara Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity.

Kalla juga menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan, termasuk komitmen untuk menindak tegas para perusak hutan. Pemerintah meminta pengusaha yang ingin berinvestasi di Indonesia untuk memperhatikan kelestarian lingkungan.

"Siapa yang mau berinvestasi di Indonesia harus hijau. Seperti, katakanlah, kalau ingin membangun pembangkit listrik sekarang harus lebih banyak geothermal, kalau ingin publik harus sesuai dengan aturan, kalau ingin ekspolitasi mineral harus melalui smelter, bukan bagaimana tetapi harus," tutur Kalla.

Wapres berpendapat, bisnis yang ramah lingkungan merupakan tanggung jawab semua negara. Seiring dengan investasi dan perdagangan yang berkembang, setiap negara pasti memberikan kontribusi terhadap kerusakan lingkungan negara lain.

Jika demikian, maka penanam modal sedianya tidak lepas tangan setelah membayar lima dollar AS per hektar dan mengambil manfaat dari hutan Indonesia. Para investor tersebut harus membayar kembali dengan berkomitmen untuk menjalankan bisnis yang ramah lingkungan.

"Dunia luar juga harus menghormati bukan hanya kita yang menegakkan (hukum)" kata Kalla.

Sebelumnya muncul wacana bahwa Pemerintah mempertimbangkan pencabutan moratorium penebangan hutan. Pihak Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup mengakui bahwa penerimaan negara bukan pajak dari sektor kehutanan gagal memenuhi target dalam tiga tahun terakhir, atau setelah moratorium diberlakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com