Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: 100 WNI Masih Terjebak Pertempuran di Kota Aden

Kompas.com - 02/04/2015, 10:12 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kini fokus mengevakuasi 100 warga negara Indonesia yang masih terjebak di tengah pertempuran di Kota Aden, Yaman. Selain itu, masih ada 45 WNI di Hudaidah yang menunggu dievakuasi.

"Saat ini kami sedang fokus mengevakuasi sekitar 45 WNI yang masih di Al Hudaidah serta sekitar 100 WNI yang masih terjebak pertempuran di Kota Aden. Semoga hari ini dan besok ada rombongan WNI lain yang bisa kita evakuasi dari yaman dengan berbagai skenario evakuasi yang memungkinkan", ujar Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Lalu Muhamad Iqbal, melalui siaran pers, Kamis (2/4/2015).

Muhamad Iqbal juga menyampaikan bahwa pemerintah akan berupaya mengevakuasi semua WNI yang berada di berbagai kota di Yaman. Menurut data Kemenlu, ada lebih dari 4.100 WNI di Yaman.

Iqbal menyebutkan, proses evakuasi dikendalikan langsung Kemenlu melalui koordinasi dengan perwakilan Indonesia di Saudi, Oman, dan Addis Ababa. Pemerintah telah mempersiapkan berbagai skenario evakuasi mengingat situasi dan kondisi di masing-masing titik evakuasi berbeda-beda.

262 WNI sudah dievakuasi

Hingga kini, pemerintah berhasil mengevakuasi 262 WNI dari Yaman menuju Saudi.

Sebanyak 262 WNI tersebut dievakuasi melalui bus dengan rute Sanaa-Al Hudaidah-Tuwal-Jizan (Arab Saudi). Evakuasi ini merupakan yang pertama berhasil dilakukan setelah dimulainya serangan udara Arab Saudi beserta sekutunya ke Yaman pada 25 Maret lalu. Proses evakuasi ini dipimpin langsung Duta Besar RI untuk Yaman Wajid Fauzi.

"Suasana sangat mencekam tetapi kami terus menenangkan para wni dan meminta semuanya untuk terus berdoa sepanjang 5 jam perjalanan dari al hudaidah," ujar Wajid melalui siaran pers yang diterima wartawan, Kamis (2/4/2015).

Menurut Wajid, rombongan WNI meninggalkan Kota Sanaa karena situasi kemanan yang semakin mengkhawatirkan di sana. Dalam perjalanan menuju Arab Saudi, rombongan sempat bermalam di Hudaidah untuk mempersiapkan skenario evakuasi lebih lanjut. Ia juga menyampaikan bahwa sebelumnya pemerintah berencana mengevakuasi WNI melalui jalur udara dengan pesawat charter. Namun, menurut Wajid, kondisi keamanan udara tidak memungkinkan untuk evakuasi.

"Karena kondisi keamanan udara yang mengkhawatirkan akhirnya diputuskan evakuasi melalui jalur darat dengan pengawalan khusus dari Yaman Special Force," ujar dia.

Setibanya di perbatasan Arab Saudi, rombongan WNI disambut Wakil Dubes RI untuk Saudi dan Konjen RI Jeddah bersama Tim yang langsung membantu proses imigrasi dan penampungan di Jizan.

Selanjutnya, rombongan WNI akan dipulangkan ke Indonesia dari Arab Saudi. "Saat ini kita akan melakukan pendataan ulang untuk menyiapkan tiket pemulangan ke indonesia", ujar Wakil Dubes Indonesia di Riyadh, Sunarko.

Pada1 April 2015, pemerintah telah mengirimkan dua Tim Percepatan Evakuasi WNI dari Yaman dibawah koordinasi Kemenlu. Kedua Tim akan masuk ke Yaman untuk mempercepat evakuasi WNI. Selain mengerahkan personil, pemerintah mengirimkan satu pesawat B-737 400 milik TNI AU untuk melakukan evakuasi WNI dari yaman. Pesawat tersebut rencananya diberangkatkan ke basis operasi Bandara Salalah di Oman pada Kamis sore ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com