Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Sebut Konsumsi Beras Turun karena Masyarakat Makan Mie Instan

Kompas.com - 20/03/2015, 16:47 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menilai penurunan angka konsumsi beras dikarenakan adanya pergeseran pola konsumsi. Masyarakat saat ini tidak hanya tergantung pada beras namun juga bahan makanan pokok lainnya seperti mie instan.

"Karena sekarang konsumsinya bukan cuma beras saja, tetapi ada Indomie," kata Amran di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Menurut Badan Pusat Statistik, angka konsumsi beras saat ini kurang lebih 124 Kilogram per kapita per tahun. Angka ini berkurang dibandingkan dengan November tahun lalu yang nilainya 114 Kilogram per kapita per tahun.

"Ya kan sekarang juga ada sagu, cemilan itu juga berpengaruh," sambung Amran.

Hari ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama dengan para menteri terkait melakukan verifikasi ulang data konsumsi beras. Kalla membandingkan data konsumsi beras yang dirilis BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, konsumsi rumah tangga dan rumah makan, serta survei sosial ekonomi nasional. Dari hasil verifikasi tersebut disimpulkan bahwa angka konsumsi beras per kapita 114 Kilogram per tahun, atau 28 juta ton per tahun untuk skala nasional.

Angka ini sesuai dengan data yang dirilis BPS. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago menyampaikan bahwa pemerintah optimistis segera mencapai target swasembada beras dalam waktu dengan asumsi kebutuhan beras nasional 28 juta ton per tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyampaikan, pemerintah akan menghitung ulang target produksi beras nasional dengan mengacu pada hasil verifikasi kebutuhan beras nasional tersebut.

"Kalau kemudian kita ekstra polasi, berarti produksi kita yang harus kita revisi kembali, berapa produksi yang sebenarnya. Itu dikaitkan dengan luas lahan dan hilangnya lahan akibat dari banyak penggunaan untuk kepentingan yang lain," tutur Sofyan.

"Oleh sebab itu, kalau konsumsi sudah jelas maka kita perlu kalkulasi kembali tentang tingkat produksi," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com