Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryadharma Anggap Wajar Hakim PTUN Menangis Bacakan Putusan Sengketa PPP

Kompas.com - 26/02/2015, 20:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali, mengatakan, wajar jika hakim di Pengadilan Tinggi Tata Usaha menangis saat membacakan amar putusan terkait sengketa dualisme kepemimpinan PPP. Hakim tersebut menangis saat membacakan surat Al Imron ayat tiga yang tertera dalam amar putusan.

"Ketika hakim baca ayat Al Qur'an, dia tidak tahan menangis. Sekarang kita lihat versi orang beriman, dia nangis kalau baca Al Qur'an. Kecuali dia dihinggapi setan, kalau dibacain malah marah," ujar Suryadharma di Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Suryadharma menduga, hakim menangis karena menyesalkan perpecahan yang terjadi di tubuh partai Islam. Padahal, kata dia, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bercerai berai dan menyebarkan fitnah.

"Dia mungkin berpikir, kok partai Islam cerai berai? Padahal Islam mengajarkan damai. Kok menyebar fitnah? Padahal Islam tidak mengajarkan itu," kata Suryadharma.

Ia mengatakan, peristiwa mengharukan saat hakim mengumumkan kemenangan PPP kubu Djan Faridz bukan suatu rekayasa. Apalagi, lanjut dia, hampir seluruh pengunjung sidang nampak menangis mendengarkan putusan hakim.

"Seumur hidup, baru itu saya menghadiri persidangan putusan pengadilan. Tapi menurut imajinasi saya, itu adalah satu-satunya sidang yang terjadi di mana 90 persen orang menangis," kata Suryadharma.

Sebelumnya, PTUN menerima gugatan yang diajukan PPP kubu Suryadharma Ali terkait sengketa dualisme kepemimpinan di PPP. Kuasa hukum DPP PPP kubu Romahurmuziy, Luthfi Hakim menduga, hakim menerima tekanan dari kubu Suryadharma, lantaran di saat yang sama ada ratusan massa tak dikenal yang hadir di PTUN untuk mendengarkan sidang putusan itu.

Sementara itu, Fernita membantah tudingan yang dilayangkan kubu Rommy. Menurut dia, posisi PPP kubu Suryadharma saat ini berada di luar pemerintahan. Di samping itu, selama persidangan kedua kubu memantau jalannya sidang yang digelar secara terbuka.

“Enggak ada yang menekan. Semua sidang berjalan terbuka, apa yang tertekan? Kita bukan penguasa, bagaimana menekannya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com