Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Syafii Maarif, Zulkifli Cerita soal Konvensi

Kompas.com - 26/02/2015, 15:03 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon ketua umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menemui mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafii Maarif, di kediamannya, di Pesona Residence, Sleman, Yogyakarta, Kamis (26/2/2015). Zulkifli mengaku banyak membicarakan visi dan misinya jika terpilih menjadi Ketua Umum PAN periode 2015-2019.

"Misalnya, kita ingin bangun parpol di Tanah Air yang demokratis, di mana ketua umum adalah manajer partai, tidak jadi capres dan cawapres. Untuk cari capres-cawapres, kita akan buka konvensi," kata Zulkifli.

Konvensi capres menjadi tawaran utama bagi Zulkifli sejak muncul sebagai calon ketua umum PAN. Konvensi itu nantinya bisa diikuti oleh kader PAN ataupun kader dari luar yang tertarik untuk menduduki kursi RI-1.

"Kita akan buka transparan, demokratis apa yang disebut konvensi. Dan, kita bangun PAN jadi partai modern," ucapnya.

Syafii, kata Zulkifli, mendukung sepenuhnya gagasan tersebut. "Buya mengatakan itu (konvensi) luar biasa," ucap Ketua MPR itu.

Zulkifli sebelumnya menemui Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Jelang Kongres PAN pada 28 Februari-2 Maret di Bali mendatang, Zulkifli memusatkan kegiatan di Yogyakarta.

Dia juga mengumpulkan para Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah yang mendukungnya. Nantinya, di Kongres, Zulkifli akan menantang calon petahana Hatta Rajasa. (Baca: Sensus CSIS: Hatta Rajasa Ungguli Zulkifli Hasan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com