Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhiri Masa Jabatan, Busyro Mengaku Berat Tinggalkan KPK

Kompas.com - 16/12/2014, 17:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Busyro Muqoddas mengakhiri masa jabatannya sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi pada Selasa (16/12/2014). Ia telah menuntaskan empat tahun masa jabatannya sebagai Wakil Ketua KPK setelah selama setahun menggantikan posisi Antasari Azhar sebagai Ketua KPK pada 2010.

Saat berbincang santai dengan awak media, Busyro mengaku berat meninggalkan institusi tersebut. "Berat, meninggalkan lahan perjuangan lika-liku dari luar," ujar Busyro di Gedung KPK, Jakarta.

Busyro merasa kehilangan lahan juang atas nama rakyat untuk rakyat. Namun, ia menyadari, tidak selamanya ia mengabdi untuk rakyat melalui KPK.

Dalam bincang santai tersebut, Busyro pun meminta awak media melontarkan kesan mau pun kritik terhadap kinerjanya selama memimpin KPK. Kesempatan tersebut disambut antusias oleh pewarta. Sebagian besar wartawan mengeluhkan sulitnya Busyro dan komisioner KPK lainnya ketika dihubungi wartawan untuk meminta keterangan.

Seorang wartawan media harian nasional mengatakan, semestinya pimpinan KPK lebih aktif berinteraksi dengan media. "Kalau media dijadikan partner, harusnya setimpal. Jangan hanya butuh kita untuk berita doang," ujar wartawan itu.

Menanggapi kritik tersebut, Busyro mengatakan bahwa ia kebanjiran pesan singkat mau pun panggilan masuk di telepon genggamnya. Sehingga tidak dapat dengan mudah memilah pesan yang dikirimkan wartawan.

"HP saya isinya laporan masyarakat. Bahkan keluarga saya pun mengeluhkan hal yang sama," kata mantan ketua Komisi Yudisial ini.

Busyro mengatakan, ia telah membereskan barang-barang di ruang kerjanya sejak Senin malam. Besok pagi, kata Busyro, ia akan kembali ke kota asalnya, Yogyakarta, untuk kembali mengajar di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. (baca: Ini yang Akan Dilakukan Busyro Jika Tak Lagi Bekerja di KPK)

"Kita namakan ini pamitan sahabat ideologi. Ayo kita ke depan, pro terhadapnya," kata Busyro.

Juru bicara KPK Johan Budi yang duduk di samping Busyro enggan menganggap kembalinya Busyro ke Yogyakarta sebagai perpisahan. Ia berharap Busyro kembali memimpin KPK hingga masa kerja komisioner KPK berakhir pada Desember 2015.

"Acara ini menurut Pak Busyro pamitan, tapi kita harap Pak Busyro kembali memimpin KPK pada 2015," ujar Johan.

Sebelumnya, DPR telah melakukan uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK untuk menggantikan posisi Busyro. Busyro menjadi kandidat pimpinan KPK berikutnya bersama dengan Roby Arya Brata.

Saat ini, DPR sudah masuk masa reses dan akan berakhir pada Januari 2015. Setelah masuk ke masa persidangan berikutnya, DPR akan melanjutkan hasil uji kelayakan dan kepatutan sehingga terpilih satu pimpinan pengganti Busyro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com