Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam: Apa Urgensinya Kejar Pemilihan Jaksa Agung?

Kompas.com - 19/11/2014, 19:20 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak perlu terburu-buru dalam memilih Jaksa Agung pengganti Basrief Arief. Ia berpendapat tidak ada urgensinya jika mendesak Presiden untuk segera menetapkan Jaksa Agung yang baru.

“Itulah, saya katakan kalau Jaksa Agung dan BIN tak ditunjuk negara, kita tak jalan? Apa sih urgensinya?” kata Tedjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Menurut Tedjo, Jaksa Agung dalam pemerintahan tidak banyak dilibatkan untuk pengambilan keputusan strategis. Posisi Jaksa Agung, kata dia, berada di bawah Presiden sehingga pemilihan Jaksa Agung menjadi hak prerogatif Presiden. “Kalau kita kejar, apa urgensinya?” ucapnya.

Tedjo menyampaikan bahwa Presiden masih mematangkan pertimbangan mengenai sejumlah nama yang masuk dalam bursa calon Jaksa Agung. Bisa saja, kata dia, ada nama tambahan yang diusulkan sebagai calon Jaksa Agung. Namun Tedjo enggan menegaskan berapa nama yang tengah dipertimbangkan Presiden.

Ia juga meminta masyarakat tidak mendikotomikan calon Jaksa Agung dari partai maupun non partai. “Enggak tahu, bisa saja nambah, ini bagus, ini bagus. Silakan saja Presiden memilih, yang gunakan Presiden, enggak usah dikotomikan, partai, non partai, siapa pun,” ujar dia.

Di samping itu, Tedjo membenarkan jika nama calon Jaksa Agung ini nantinya akan disampaikan Presiden kepada Komisi Pemberantasan Korupsi untuk ditelusuri rekam jejaknya. Pada 8 November lalu, Tedjo menyatakan bahwa nama-nama calon Jaksa Agung telah disampaikan Presiden kepada KPK. Namun pernyataan ini dibantah Juru Bicara KPK Johan Budi. Pada 13 November, Johan mengatakan bahwa pihaknya belum menerima nama-nama calon Jaksa Agung untuk ditelusuri rekam jejaknya.

Sebelumnya, Tedjo sempat mengungkapkan bahwa M Yusuf, Mas Achmad Santosa, Andhi Nirwanto, dan HM Prasetyo masuk sebagai kandidat calon jaksa agung. Nama lain yang sempat muncul adalah Jaksa Agung Muda bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Widyo Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com