Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Jokowi dengan Ketua MPR, DPR, dan DPD Diapresiasi

Kompas.com - 11/10/2014, 10:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan dengan Ketua MPR, DPR, dan DPD mendapat apresiasi. Pertemuan itu dianggap mampu membendung isu negatif khususnya yang berkaitan dengan pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla pada 20 Oktober nanti.

"Pertemuan semalam sangat positif, harus terus digalang supaya di masyarakat tidak terbangun isu negatif, misalnya soal penjegalan pelantikannya," kata Direktur IndoStrategi Andar Nubowo, di Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2014).

Andar menjelaskan, isu yang berkembang bahwa pelantikan Jokowi-JK akan dijegal oleh pihak tertentu sangat tak mendasar. Namun, ia menganggap isu tersebut empuk untuk dikonsumsi mengingat parlemen dikuasai oleh Koalisi Merah Putih yang berseberangan dengan Jokowi-JK di Pilpres 2014.

Pertemuan Jokowi dengan Ketua MPR, DPR dan DPD itu membawa manfaat bukan hanya mematahkan isu negatif, tetapi juga membuka ruang pemerintahan Jokowi-JK berjalan mulis di parlemen.

"Jokowi tidak bisa mengandalkan partai pendukungnya saja dan Jokowi harus terus berkomunikasi dengan pimpinan parlemen supaya pemerintahannya lancar," ucap Andar.

Seperti diketahui, Jokowi bertemu dengan Ketua MPR, DPR, dan DPD pada Jumat (10/10/2014) malam, di Jakarta. Jokowi menilai pertemuan semacam ini sangat efektif untuk memuluskan pemerintahannya dan ke depan ia akan melakukan hal yang sama minimal satu bulan sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

Nasional
Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Nasional
Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Nasional
PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

Nasional
PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com