Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Adrianus dengan Polri Dilatarbelakangi Kelembagaan Kompolnas yang Belum Kuat

Kompas.com - 01/09/2014, 16:53 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Kisruh yang dialami antara anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dengan Polri dinilai satu bagian dari belum tuntasnya pelembagaan pengawasan Polri. Kompolnas diminta lebih dikuatkan agar pengawasannya efektif.

"Langkah Polri yang melaporkan anggota Kompolnas, Adrianus Meliala, karena pernyataannya yang dianggap tidak berdasar terkait praktik penyimpangan dan korupsi di internal Polri adalah bagian dari belum tuntasnya pelembagaan pengawasan atas Polri," kata Kepala Pusat Studi dan Keamanan, Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi, Senin (01/09/2014).

Muradi menceritakan, selama ini Kompolnas dianggap hanya pelengkap organisasi dari Polri sebagaimana amanat UU no. 2 tahun 2002 tentang Polri. Adapun alasan tersebut dilihat dari indikasinya bahwa hingga penganggaran tahun 2012 lalu masih melekatnya di mata anggaran Polri dan masih menggunakan fasilitas polri sebagai sekretariatnya.

"Meski saat ini penganggaran kompolnas telah berada di mata anggaran kemenkopolhukam," lanjut Muradi.

Lebih jauh, Muradi mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Adrianus. Ia menilai, Kompolnas memiliki keterbatsan sehingga, kerap kali Adrianus berganti peran sebagai pengamat daripada sebagai komisioner untuk dapat lebih kritis terhadap Polri.

"Langkah Adrianus harus dianggap sebagai bentuk kegelisahan atas praktik penyimpangan di internal Polri yang bahkan Kompolnas sekalipun belum cukup mampu melakukan pengawasan efektif," ucap Muradi lagi.

Atas alasan itulah, Muradi menekankan perlunya kewenangan Kompolnas diperluas dan diperkuat. Untuk itu pula, yang pertama perlu dilakukan adalah dengan terlebih dahulu memandirikan Kompolnas dari ketergantungan kepada Polri baik fasilitas maupun penganggaran.

"Dengan begitu, permasalahan seperti yang menimpa Adrianus tersebut tidak terjadi lagi, dan idiom bahwa Kompolnas hanya menjadi lembaga pendukung buta polri dapat secara efektif diminalisir," tutup Muradi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com