SURABAYA, KOMPAS.com - Mantan bakal calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rhoma Irama, dipastikan tidak akan hadir dalam acara Muktamar PKB di Surabaya pada 31 Agustus-1 September 2014. Sikap itu diambil lantaran Rhoma masih menghormati Koalisi Merah Putih.
"Bang Rhoma tidak akan hadir pada pembukaan maupun selama muktamar berlangsung karena masih menghormati Koalisi Merah Putih," ujar Ketua Umum Fans of Rhoma and Soneta, Surya Aka Syahnagra, di Surabaya, Jumat (29/8/2014), seperti dikutip Antara.
Selain itu, kata dia, ketidakhadiran "raja dangdut" tersebut karena merasa hanya "dimanfaatkan" oleh PKB pada Pemilu Legislatif 9 April 2014. Saat Pilpres lalu, Rhoma memilih menjadi tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Tidak hadirnya Rhoma sudah diputuskan," katanya.
Ia mengakui Rhoma sudah mendapat undangan memeriahkan muktamar PKB sejak tiga pekan lalu. Bahkan, Muhaimin Iskandar sebagai ketua Umum PKB juga telah menghubunginya langsung.
"Pimpinan partai bahkan ingin Rhoma dan Soneta konser memeriahkan muktamar, tapi tidak jadi karena Rhoma tidak bersedia," katanya.
Rencananya, muktamar akan diikuti sekitar 5.000 peserta dari seluruh wilayah dan cabang di Tanah Air dengan agenda antara lain memilih ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB dan serta Ketua Dewan Syuro PKB untuk periode 2014-2019.
Hingga kini, nama calon ketua umum DPP PKB yang mencuat hanya Muhaimin. Namun, sejumlah ulama NU mendorong munculnya calon lain agar muktamar berjalan lebih demokratis.
Pada 30 Agustus akan dilaksanakan musyawarah pimpinan wilayah se-Indonesia yang antara lain merumuskan materi untuk dibawa ke muktamar itu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan membuka secara langsung acara itu, lalu presiden terpilih Joko Widodo direncanakan menutup muktamar.
Sebelumnya, Wakil Sekjen DPP PKB Lukmanul Khakim mengatakan, Rhoma akan menghadiri acara Muktamar PKB.
"Insya Allah Bang Haji Rhoma akan hadir dalam Muktamar mendatang. Beliau masih cinta dengan PKB dan orang-orang yang ada di PKB," katanya.
Menurut Lukman, meski sempat berseberangan saat pelaksanaan pilpres, hubungan "Raja Dangdut" itu dengan Muhaimin masih mesra dan sering berkomunikasi.
"Inilah kedewasaan politik di antara dua tokoh ini. Perbedaan pilihan tidak menghalangi mereka untuk bersilaturahim," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.