Jokowi Rahasiakan "Head Hunter" Pencari Calon Anggota Kabinetnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) tidak mau mengungkap siapa-siapa saja yang masuk ke dalam tim 'head hunter'. Tim itu berfungsi mencari orang-orang yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Jokowi-Jusuf Kalla.

"Tidak semua saya buka. Nanti diintervensi lagi," ujar Jokowi di rumah transisi, Jalan Situbondo nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2014) siang.

Jokowi mengatakan, tim 'head hunter' menjadi bagian tim transisi yang memiliki fungsi mengantarkan transisi kepemimpinan dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono ke pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Rumah transisi tersebut terdiri dari satu ketua dengan empat orang staf deputi. Rumah transisi diketuai oleh Rini M Soemarno, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Rini dibantu empat orang staf deputi, yakni Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi Widjajanto, Sekretaris Tim Pemenangan II Faisal Akbar, dan Juru Bicara Jokowi-JK Anies Baswedan.

"Yang berada di rumah transisi ini tak identik dengan kabinet. Tapi kalau ikut membahas, iya. Lima itu saja yang saya buka," ujar Jokowi.

Jokowi mengakui bahwa semenjak tim transisi dicetuskan, sudah banyak pihak yang mengusulkan sejumlah nama untuk mengisi kabinetnya. Namun, Jokowi masih menganggap bahwa pendapat tersebut hanya sebatas masukan atau usulan.

"Sekarang, kita belum masuk ke nama (calon anggota kabinet). Kita ini baru identifikasi persoalan kelembagaannya apa. Baru nanti siapa yang duduk di kursi itu," ucap Jokowi.

Kepastian hasil akhir Pilpres 2014 masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi. Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menggugat keputusan KPU yang menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres. Mereka juga mewacanakan pembentukan panitia khusus pilpres di DPR.