Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Munas di 2014, Pendiri Golkar Beberkan 13 Kegagalan Aburizal

Kompas.com - 03/08/2014, 15:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pendiri Partai Golkar, Suhardiman, menuntut DPP Golkar segera menggelar musyawarah nasional (Munas) pada tahun 2014 untuk mengganti Ketua Umum Partai Golkar yang kini dijabat Aburizal Bakrie.

Aburizal dianggap telah gagal membawa kejayaan bagi partai berlambang pohon Beringin itu. Suhardiman memaparkan setidaknya ada 12 kegagalan Aburizal.

"Munas Partai Golkar harus segera diselenggarakan karena 12 kegagalan Aburizal Bakrie dalam memimpin Partai Golkar," kata Suhardiman dalam jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Minggu (3/8/2014).

Kegagalan pertama Aburizal, sebut Suhardiman, yakni gagal mencapai target perolehan suara sebesar 30 persen pada pemilu legfislatif 2014. Pada pemilu itu, Partai Golkar hanya mendapat suara sebesar 14,5 persen.

Kedua, Suhardiman menilai Aburizal gagal mempertahankan kursi Partai Golkar di DPR RI. Jumlah kursi yang didapat pada Pemilu 2014, yakni 91 kursi, berkurang dari periode 2009-2014 sebanyak 106 kursi.

"Kegagalan ketiga, Ketua Umum Partai Golkar gagal menjadi calon presiden pada Pilpres yang lalu karena tidak ada partai yang mau berkoalisi alias tidak layak jual," katanya.

Keempat, lanjut Suhardiman, Aburizal telah gagal menjadi calon wakil presiden karena tidak ada satu calon presiden pun yang mau menerima pemilik Bakrie Grup itu.

Kelima, Aburizal dianggap gagal meraih kemenangan pada pilpres lalu dengan keputusan berkoalisi dengan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Keenam, usul Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung kepada Prabowo-Hatta untuk mengundurkan diri pada proses Pilpres merupakan usul yang bertentangan dengan Undang-undang nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan menciderai demokrasi," imbuh Suhardiman.

Pendiri Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) itu menambahkan, Aburizal gagal pula dalam mengelola partai. Suhardiman menuding Aburizal telah menjadikan Partai Golkar sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan pribadi, korporasi, dan kroni-kroninya.

Kedelapan, Aburizal dianggap telah berbohong lantaran tidak menepati janjinya saat Munas VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau. Saat itu, Aburizal berjanji akan membangun gedung DPP Partai Golkar sebanyak 25 tingkat dan menyediakan dana abadi sebesar Rp 1 triliun untuk Partai Golkar.

"Kesembilan, Ketua Umum Partai Golkar dengan segelintir elite Partai Golkar akan menjadikan partai ini sebagai partai oposisi adalah sebuah gagasan yang naif dan ngawur karena bertentangan dengan doktrin karyawanisme di mana setiap kader Partai Golkar harus selalu berkarya untuk nusa dan bangsa di supra maupun di infrastruktur politik," papar Suhardiman.

Kesepuluh, Suhardiman menjelaskan bahwa posisi Golkar yang direncanakan sebagai partai oposisi sangat merugikan kader partai yang saat ini duduk dalam jabatan pemerintahan.

Selain itu, kegagalan Aburizal lainnya, yakni terkait dengan pemecatan kader Golkar tanpa didasari pertimbangan prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT).

"Terakhir, kebijakan Ketua Umum Golkar memecat kader-kader Partai Golkar karena mendukung Cawapres Jusuf Kalla adalah merupakan sebuah upaya untuk memecah belah kader-kader Partai Golkar mengingat cawapres Jusuf Kalla adalah kader Partai Golkar dan mantan Ketua Umum Partai Golkar," katanya.

Oleh karena itu, Suhardiman bersama Presidium Depinas Soksi mengusulkan agar Aburizal mundur dari jabatannya atau segera melaksanakan Musyawarah Nasional Partai Golkar secepatnya sebelum tanggal 4 Oktober 2014 sesuai siklus pergantian kepemimpinan kepengurusan partai. Hal ini pula telah diatur dalam Anggaran Dasar Partai Golkar pasal 30.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com