Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidanakan KPU, Prabowo-Hatta Dinilai Salah Langkah

Kompas.com - 21/07/2014, 18:51 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com —
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai, kubu Prabowo-Hatta salah langkah ketika memutuskan untuk memidanakan KPU. Menurut dia, ketidakpuasan akan hasil KPU seharusnya diadukan ke Mahkamah Konstitusi.

"Kalau tidak puas masih ada satu forum lagi yang namanya MK," tuturnya seusai menghadiri Pra-Muktamar PKB di Hotel Bali World, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (21/7/2014) sore.

Menurut pria yang akrab dipanggil Cak Imin ini, tak ada gunanya juga mendorong diulangnya pemilihan. Pasalnya, dalam beberapa pengalaman pemilihan ulang yang sudah digelar di sejumlah TPS, hasilnya sama dengan pemilihan sebelumnya.

Saat ini, lanjut dia, kubu Jokowi-JK sedang fokus untuk mempersiapkan langkah selanjutnya jika kemenangan berpihak. Menurut dia, koalisi tanpa syarat yang dibangun oleh pasangan Jokowi-JK membuka pintu untuk pihak mana pun yang ingin bergabung.

"Yang penting sudah jelas Jokowi-JK menang dan mari kita sukseskan dan kita bantu agar pemerintahan berjalan aman," ucapnya.

Selain itu, Cak Imin juga sempat mengapresiasi kebesaran hati Ketua Pemenangan Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, yang diberitakan telah berani menyatakan kemenangan untuk pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Saya kira Pak Mahfud, Pak Hanafi Rais, adalah orang-orang yang luar biasa, orang yang gentleman dan menunjukkan ketokohan bahwa semua yang sudah jelas tidak usah diperuwet," kata Cak Imin.

Sementara itu, sebelumnya, Mahfud sempat membantah bahwa dia telah mengakui kemenangan Jokowi-JK. Menurut dia, ada pernyataannya yang dipelintir oleh media televisi swasta yang mewawancarainya saat itu.

"Ada statement saya yang dimuat tak lengkap oleh TV swasta sehingga menjadi tak utuh dan memberi kesan seakan-akan saya menyatakan Jokowi (Joko Widodo) sudah menang pilpres, dan Prabowo kalah," katanya di Jakarta, Minggu (20/7/2014) malam (baca selengkapnya: Mahfud Tuding Pernyataannya soal Hasil Pilpres "Dipelintir").

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com