Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Diingat Jokowi dari Buka Puasa Semeja dengan SBY dan Prabowo di Istana Negara...

Kompas.com - 21/07/2014, 02:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Joko Widodo mengatakan, tidak ada pembicaraan serius dalam acara silaturahim di Istana Negara, Minggu (20/7/2014) sore hingga malam. Sepanjang acara, dia duduk satu meja dengan rivalnya dalam Pemilu Presiden 2014, Prabowo Subianto.

Di antara Jokowi dan Prabowo, ada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apa saja obrolan di meja tersebut, dengan kehadiran mereka bertiga di sana?

"Ini buka bersama, alhamdulillah. Makanannya enak. Tadi ngobrol banyak tentang bola, Malaysia, Soto Bangkong," seloroh Jokowi saat keluar dari Istana Negara bersama Jusuf Kalla, calon wakil presidennya.

Di meja bundar tersebut, selain Jokowi, Prabowo, dan SBY, ada pula Kalla, calon wakil presiden Hatta Rajasa, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, Ketua DPD Irman Gusman, dan Ketua MPR Sidarto Danusbroto. "Di dalam meja bundar tadi ya itu, soal makanan. Ngomongin arti silaturahim, itu tadi pidatonya," ucap Jokowi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, percakapan di meja itu sedikit cair setelah azan maghrib mulai dikumandangkan, tanda berbuka puasa. Obrolan disertai canda tawa, yang kali pertama dilontarkan oleh Irma Gusman, lalu disambut SBY dan juga Kalla.

Sesekali Prabowo turut menimpali percakapan mereka. Sementara itu, Jokowi hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil menyantap kolak pisang yang menjadi menu takjil pada pertemuan ini. Tidak terlihat adanya percakapan langsung antara Jokowi dan Prabowo selama duduk satu meja itu.

Saat SBY berpidato, yang intinya agar semua pihak menjaga persatuan bangsa, Jokowi juga lebih banyak menunduk sambil menggerak-gerakkan kaki kirinya. Sementara itu, Prabowo, yang mengenakan baju putih di antara orang-orang berbaju batik di meja itu, sempat melihat sekeliling dan menganggukkan kepala menyetujui isi pidato SBY.

Pertemuan pada Minggu petang ini merupakan inisiatif Presiden SBY. Presiden berupaya mempertemukan kedua calon presiden peserta Pemilu Presiden 2014 ini untuk menurunkan suhu politik menjelang penetapan hasil pemilu presiden yang dijadwalkan pada 22 Juli 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Ridwan Kamil Cocok Masuk Jakarta, Ungkit Jokowi dari Solo

Demokrat Anggap Ridwan Kamil Cocok Masuk Jakarta, Ungkit Jokowi dari Solo

Nasional
Sekjen PKS Sebut Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Sekjen PKS Sebut Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Maju Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta

PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta

Nasional
Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Nasional
PDN Kena 'Ransomware', Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

PDN Kena "Ransomware", Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

Nasional
Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Nasional
PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

Nasional
Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Nasional
Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Nasional
Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Nasional
Publik Dirugikan 'Ransomware' PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Publik Dirugikan "Ransomware" PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Nasional
KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Notifikasi Dampak 'Ransomware' PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Notifikasi Dampak "Ransomware" PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Nasional
KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com