Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri PAN: Saya Yakin Dalam Hati Kecil Prabowo-Hatta Sudah Tahu Kalah

Kompas.com - 13/07/2014, 17:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Abdillah Toha, menyarankan agar Ketua Umum Hatta Rajasa yang maju sebagai calon wakil presiden bersama Prabowo Subianto untuk tidak ngotot atas kemenangannya.

Toha berharap, baik Hatta maupun Prabowo, bersikap gentle, seperti negarawan, sehingga tak menimbulkan potensi perpecahan bangsa Indonesia. Toha secara terbuka menyampaikan seruan ini dalam surat terbuka yang ditulisnya di Kompasiana. (Baca: Kirim Surat Terbuka, Pendiri PAN Kecewa Hatta Rajasa Percaya Survei "Abal-abal")

"Saya sarankan, mereka melihat kenyataan saja. Saya yakin di dalam hati kecil, mereka sudah tahu mereka kalah. Sudahlah akui saja, jadi gentlement, jadi negarawan, kan delapan lembaga survei ini melakukan quick count tidak pernah salah," ujar Toha saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/7/2014).

Menurut Toha, hasil hitung cepat dilakukan di hampir pemilu-pemilu dunia. Hasil hitung cepat itu, lanjut Toha, dilakukan untuk mengontrol jangan sampai terjadi kecurangan. Oleh karena itu, Toha mengaku menyesalkan sikap Hatta yang justru lebih percaya pada lembaga survei yang disebutnya "abal-abal".

"Jadi, maksud saya, ngotot untuk apa? Jangan kemudian nanti menimbulkan kesan, kalau ada-apa. Bersikaplah negarawan. Menunggu hasil KPU boleh, tapi terimalah hasil quick count lembaga yang profesional. Tenangkanlah pendukung di bawah," ujarnya.

Toha menganggap sikap Hatta sangat berpengaruh kepada partai. Apabila Hatta dengan jiwa besar menerima kekalahan, Toha mengaku PAN akan dianggap partai yang berakal sehat.

"Tapi, kalau partai ikut-ikutan ngotot suatu hal tidak benar, hanya untuk mencari kemenangan dengan segala cara, PAN bisa saja ditinggal kader-kadernya," kata dia.

Seperti diketahui, pasca-pemungutan suara 9 Juli ini, sejumlah lembaga survei mengadakan hitung cepat. Namun, hasil hitung cepat ini ternyata berbeda-beda. Setidaknya ada 7 lembaga survei yang memprediksi Jokowi-JK menang, di antaranya Cyrus Network-CSIS, Lingkaran Survei Indonesia, Litbang Kompas, Populi Center, dan Indikator Politik.

Sementara itu, empat lembaga survei memprediksi Prabowo-Hatta menang, yakni Jaringan Survei Indonesia (JSI), Lembaga Survei Nusantara (LSN), IRC, dan Puskaptis.

Dengan hasil itu, masing-masing kubu pun mengklaim kemenangan. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah mendeklarasikan kemenangan bagi kubu Jokowi-JK.

Di sisi lain, Prabowo sujud syukur dan berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah memilihnya sebagai presiden Indonesia selanjutnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengumpulkan setiap kandidat capres dan cawapres di kediamannya pada Kamis malam lalu agar kedua kubu dari pasangan itu bisa menahan diri.

SBY pun sudah menginstruksikan jajaran TNI untuk siaga dalam level tertinggi dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik horizontal.

Baca juga: "Banyak Spanduk Ucapan Selamat, Apa Sudah Ada Pengumuman KPU, Bu?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com