Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jawaban IRC atas Hasil "Quick Count" yang Unggulkan Prabowo

Kompas.com - 11/07/2014, 14:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indonesia Research Center (IRC) mengklaim bahwa quick count atau hitung cepat yang dilakukannya pada Pemilu Presiden 2014 telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan oleh Komisi Pemilihan Umum. IRC membantah hasil hitung cepat itu dipengaruhi oleh afiliasi dengan pihak tertentu.

Peneliti IRC, Natalia Tristanto, mengatakan, metodologi yang dipakai IRC tidak pernah berubah dan sesuai dengan ketentuan dari KPU. "Kalau hasil quick count itu ada perbedaan, itu wajar karena quick count hanya memberikan gambaran, bukan keadaan sesungguhnya. Di situ kan ada margin error," ujar Natalia kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2014) pagi.

Menurut Natalia, margin of error hitung cepat IRC pada pemilu presiden ini sebesar 1-2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Jumlah sampel yang digunakan mencapai 2.000 tempat pemungutan suara yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Penarikan sampel dilakukan dengan acak bertingkat (multistage random sampling) dengan memperhatikan proporsi jumlah daftar pemilih tetap di setiap provinsi.

"Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, artinya akurasinya bukan 100 persen. Metodologi ini boleh ditanyakan ke KPU karena waktu menyertifikasi lembaga kami, kami wajib menyerahkan metodologi riset atau quick count dan sampel-sampel yang ditarik pun itu wajib diserahkan ke KPU," ujar Natalia.

Menurut Natalia, metodologi itu dilakukan IRC dalam setiap quick count yang pernah dilakukan lembaga itu. Sebelumnya, IRC sudah melakukan quick count di Pilkada DKI Jakarta 2012 putaran kedua, Pilkada Bali, Pilkada Jawa Barat, Pilkada Jawa Timur, dan pemilu legislatif 2014.

Mengenai keterkaitan IRC dengan perusahaan milik Hary Tanoesodibjo, Natalia mengatakan bahwa IRC memang berkantor di MNC Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Namun, hal itu bukan berarti IRC berafiliasi dengan MNC Group milik Hary Tanoe.

"IRC itu unit bisnis yang berdiri sendiri, tidak ada dia berada dalam MNC grup. Kami berdiri sendiri, walaupun kantor kami di MNC bukan berarti kami berafiliasi ke MNC Group juga. Akta pendiriannya bisa dicek ke KPU juga," kata Natalia.

Berdasarkan hasil hitung cepat IRC, Prabowo-Hatta unggul dengan dukungan 51,11 persen dan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat 48,89 persen suara. Hasil ini berbeda dari delapan lembaga survei yang melakukan hitung cepat Pilpres 2014. Delapan lembaga survei tersebut menyatakan Jokowi-JK unggul atas Prabowo-Hatta (baca: "Quick Count", Ini Hasil Lengkap 11 Lembaga Survei).

Ralat:

Redaksi telah melakukan ralat atas tulisan di atas dengan menghapus kalimat "IRC merupakan salah satu lembaga survei yang digunakan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa" pada paragraf terakhir. Penghapusan dilakukan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman mengenai makna kalimat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com