Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengikuti Jokowi dari Pagi hingga Dini Hari

Kompas.com - 03/07/2014, 06:44 WIB
Indra Akuntono

Penulis


KOMPAS.com — Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal dengan hobinya melakukan blusukan. Tak hanya pada masa kampanye Pemilu Presiden 2014, tetapi juga sejak ia menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Untuk mengikuti kegiatan kesehariannya, seseorang harus punya stamina yang fit. Berikut gambaran aktivitas Jokowi sejak awal masa kampanye pada awal Juni lalu.

Jokowi mengawali masa kampanyenya di DKI Jakarta, Rabu (4/6/2014), dengan acara syukuran yang ditandai dengan pemotongan tumpeng. Ia bersama pasangannya, Jusuf Kalla, mengaku ingin mengawali kampanye dengan doa bersama. Malam harinya, Jokowi langsung bertolak ke Papua, setelah sebelumnya memaparkan visi dan misi ekonominya di hadapan ratusan pengusaha, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan. Di Papua, Jokowi disambut para pendukungnya.

Kegiatan hari pertama di Papua, Kamis (5/6/2014), sejumlah tempat menjadi target blusukan-nya, di antaranya Pasar Tradisional Prahara, Sentani, Jayapura. Para pendukung menyambutnya lengkap dengan aksesori seperti panah dan tombak.

Agenda Jokowi di Bumi Cenderawasih ini cukup padat. Ia baru masuk hotel untuk beristirahat setelah jarum jam hampir menunjukkan pukul 23.00 waktu setempat. Ia kembali ke Jakarta pada esok harinya, Jumat (6/62014).

Selama masa kampanye, agenda Jokowi memang luar biasa padatnya. Saat kampanye di luar kota, waktunya selalu habis di luar hotel. Ia sering menghadiri agenda yang tak terjadwal sebelumnya, misalnya saat kampanye keliling Jawa Barat sampai Jawa Tengah pada 11-14 Juni 2014 lalu. Semua perjalanan ditempuh melalui darat. Titik berangkat dari Jakarta, berlanjut ke Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Cilacap, Purwokerto, dan diakhiri di Solo.

Hari pertama, Jokowi dan rombongan baru masuk ke sebuah hotel di Tasikmalaya, untuk beristirahat, pada pukul 01.30 WIB. Esok harinya, Kamis (12/6/2014), ia sudah mulai blusukan sejak pukul 07.00 ke Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya. Dari pasar, Jokowi melanjutkan kegiatannya dengan bertemu tokoh-tokoh dari sejumlah pondok pesantren di Tasikmalaya.

Setelah "melibas habis" agendanya di kota santri tersebut, Jokowi mulai bergerak menyusuri perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ia mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Ciamis dan menyapa warga pendukungnya di sekitar Banjar serta Cilacap hingga pukul 21.00.

Dari Cilacap, Jokowi dan rombongan langsung tancap gas menuju Purwokerto. Lagi-lagi, ia baru masuk hotel pada dini hari, atau sekitar pukul 01.00 WIB.

Padatnya agenda kegiatan Jokowi itu selalu terulang setiap ia mendatangi sebuah daerah untuk berkampanye. Dimulai sejak pagi dan berakhir sampai larut malam, bahkan dini hari.

Jika merujuk pada agenda terjadwal pada tiap harinya, sebenarnya kegiatan kampanye Jokowi terbilang normal, mulai sejak pagi dan selesai sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB. Namun, dinamika di lapangan selalu berbeda. Selalu ada saja tokoh lokal atau perwakilan relawan yang meminta dikunjungi Jokowi. Alasan itu yang diakui Jokowi sulit untuk ditolaknya dan sebisa mungkin dialokasikan waktu meski harus mengorbankan waktu istirahatnya.

Salah satunya ialah saat Jokowi berpidato di rumah penculikan Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta di Bojong Tugu, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Senin (16/6/2014) tengah malam. Ratusan warga yang telah menunggu sejak sore hari tetap menyambutnya dengan antusias.

"Ya gimana, masyarakat sudah menunggu, relawan sudah menunggu, kadang-kadang sampai malam, bahkan dini hari. Kalau kita enggak temui, nanti gimana...," kata Jokowi.

Dalam sebuah penerbangan seusai kampanye di Jambi menuju Palembang, Selasa (24/6/2014), Jokowi pernah bercerita sambil menunjukkan luka-luka di jari tangan kanannya. Luka itu adalah "kenang-kenangan" selama berkampanye dan bersalaman dengan banyak masyarakat di tiap daerah.

Istrinya, Iriana, yang mendampinginya saat itu, juga mengatakan, bahwa luka goresan tak hanya terdapat di bagian lengan, tetapi juga di bagian dada. Bagi Jokowi, luka tersebut menjadi bukti tingginya harapan publik pada sebuah perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

Peran keluarga

Kehadiran keluarga bagi Jokowi sangat penting untuk menemaninya kampanye sekaligus untuk mengobati rasa lelah. Iriana hampir selalu menemani kegiatannya. Sementara itu, putrinya, Kahiyang Ayu, beberapa kali tampak ikut hadir dalam kampanye di sejumlah kota.

Tubuh Jokowi yang kurus seakan berbanding terbalik dengan staminanya saat terjun menemui masyarakat di banyak kota. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu pun menyebutnya "banteng" karena seperti tak pernah mengenal lelah.

"Jokowi kurus, tapi dia tetap 'banteng'," ucap Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com