Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polcomm Sebut Faktor Tegas dan Merakyat Masih Dominasi Pilihan Rakyat

Kompas.com - 24/06/2014, 15:50 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketegasan masih jadi faktor utama yang menyebabkan pemilih akan memilih calon presiden Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden (Pilpres) Juli 2014 mendatang. Sementara itu, capres Joko Widodo dipilih karena pemilih menilainya merakyat dan jujur.

"Alasan responden memilih Prabowo dalam pilpres paling besar karena Prabowo dinilai tegas, sedangkan sebagian besar yang memilih Jokowi memilih dia karena dinilai merakyat dan jujur," ujar peneliti senior Polcomm Institute, Afdal Makkuraga Putra, dalam rilis survei Elektabilitas Capres dan Cawapres: Membaca Perilaku Pemilih di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2014).

Afdal mengatakan, dari 1.200 responden yang disurvei lembaganya, 8,3 persen responden memilih Prabowo karena faktor ketegasan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu, sedangkan 9,3 persen responden memilih Jokowi karena merakyat dan 8,7 persen memilih Jokowi karena jujur.

Afdal menambahkan, faktor lain yang membuat responden memilih Prabowo adalah karena dia dinilai pandai (5,9 persen), memiliki visi dan misi yang bagus (5,7 persen), jujur (4,3 persen), dan merakyat (4,2 persen).

Sementara itu, alasan responden memilih Jokowi, selain karena merakyat dan jujur adalah karena Jokowi dinilai sederhana (8,2 persen), tidak korupsi (6,1 persen), dan tegas (5,7 persen).

"Alasan lain kurang menonjol seperti dinilai taat agama," kata Afdal.

Afdal menuturkan, secara keseluruhan, elektabilitas Jokowi-Jusuf Kalla 46,4 persen, sedangkan elektabilitas Prabowo-Hatta Rajasa 43,3 persen. Sementara itu, sisanya, 10,3 persen responden, belum menetapkan pilihannya.

Survei dilakukan di 33 provinsi pada 16 hingga 20 Juni lalu. Saat survei dilakukan, debat capres baru dilakukan dua kali. Penelitian dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan tingkat kesalahan (margin of error) sebesar 3,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Putuskan Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Dibiarkan Hilang

Pemerintah Putuskan Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com