Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disayangkan, Langkah Kejagung Kembalikan Berkas Pelanggaran Berat HAM 1997-1998

Kompas.com - 17/06/2014, 19:43 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Koalisi Gerakan Melawan Lupa menyayangkan langkah Kejaksaan Agung yang mengembalikan berkas kasus dugaan pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM) 1997-1998 kepada Komisi Nasional HAM dengan alasan kurang bukti. Direktur Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengatakan, kejaksaan tak mempertimbangkan korban dan keluarga korban yang telah menunggu pengungkapan kebenaran selama bertahun-tahun. 

"Sekali lagi ini menunjukkan bahwa lembaga ini (Kejaksaan Agung) acapkali menjadi tembok tebal dalam pengungkapan berbagai kasus masa lalu," ujar Haris, Selasa (17/6/2014) di Jakarta.

Sebelumnya, Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung R Widyo Pramono menyampaikan pengembalian berkas tersebut kepada Komisioner Komnas HAM Hafid Abbas, beberapa waktu lalu. Alasan pengembalian karena dianggap ada kekurangan pada data formal dan material dalam tujuh berkas penyelidikan Komnas HAM. Salah satunya terkait penculikan dan penghilangan paksa.

Berkas perkara pelanggaran berat HAM yang dikembalikan tersebut yakni perihal peristiwa Trisakti, penembak misterius 1982-1985, peristiwa 1965-1966, Talangsari Lampung 1989, kerusuhan Mei 1998, Semanggi I dan II, Wasior dan Wamena. 

Haris mengatakan, pengembalian berkas ini juga menimbulkan kekhawatiran kelanjutan proses pelengkapan berkas ini di Komnas HAM karena ada oknum pada lembaga tersebut yang menunjukkan kecenderungan mendukung salah satu calon presiden. 

Haris menekankan, hal ini harus dijadikan peluang bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambil inisiatif menyelesaikan kasus ini. Minimal, kata Haris, SBY menjalankan empat rekomendasi DPR RI terkait kasus ini yakni membentuk Keppres tentang pengadilan HAM, mencari mereka yang dinyatakan hilang, melihat kondisi korban dan keluarga, serta menandatangani perjanjian internasional tentang pencegahan penghilangan orang secara paksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com