JAKARTA, KOMPAS.com — Chairman Populi Center Nico Harjanto menilai, kemampuan berpidato seseorang tidak berbanding lurus dengan kemampuannya untuk memimpin bangsa. Oleh karena itu, menurut dia, kemampuan berpidato calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, yang dinilai banyak pihak lebih baik dibanding calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, tidak akan berpengaruh banyak dalam menarik dukungan.
"Tidak benar kalau kemampuan berorasi terkait dengan kecerdasan dan kemampuan sesorang dalam memimpin. Profesor yang hebat-hebat, dalam mengajar di kelasnya saja, kalau pidato pun banyak yang jelek," kata Nico di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Dia mencontohkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai banyak orang memiliki gaya berpidato yang hebat. Namun, menurut dia, kinerja SBY dalam 10 tahun pemerintahannya tidak begitu baik.
"Jadi, bisa saja kalau pidatonya jelek, justru kinerjanya baik," lanjut Nico.
Menurut dia, kemampuan pidato juga tidak akan menggugah pilihan rakyat. Pasalnya, rakyat saat ini sudah mulai bosan dengan pemimpin yang hanya jago berpidato. Dia menilai, masyarakat lebih menginginkan pemimpin yang bekerja nyata dan tidak banyak retorika.
"Mungkin hanya rakyat yang masuk ke dalam undecided voters, atau belum menentukan pilihan, yang akan termakan dengan gaya berpidato," ujarnya.
Banyak pihak mulai membanding-bandingkan kemampuan pidato Jokowi dengan capres yang menjadi lawannya, Prabowo Subianto. Kemampuan pidato keduanya mulai menjadi perhatian setidaknya setelah tampil dalam acara deklarasi pemilu berintegritas dan damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum, di Bidakara, Jakarta, Selasa (4/6/2014) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.