YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) mengecam kekerasan berbau SARA yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. JK meminta Polri turun tangan untuk mengungkap dan menindak para pelaku.
"Di negara kita, kekerasan dalam bentuk apa pun, apalagi yang bersifat SARA, itu sangat melanggar hukum, pelanggaran besar," kata JK, di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, Senin (2/6/2014).
Saat melontarkan itu, JK baru saja menjenguk Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus yang menjadi korban kekerasan oleh sekelompok orang berjubah. Kekerasan yang menimpa Julius terjadi ketika rumahnya digunakan untuk ibadah doa rosario beberapa hari lalu.
Mantan wakil presiden itu menyayangkan sejumlah kasus kekerasan berbau SARA yang terjadi di Yogyakarta beberapa hari ini. Pasalnya, Yogyakarta merupakan kota yang tenteram dan dihuni oleh warga yang menghormati keberagaman.
"Seseorang boleh berdoa di mana pun. Kita ngaji di rumah-rumah enggak ada soal, kenapa orang beribadah di rumah sendiri ada yang marah? Julius sudah memaafkan secara pribadi, tapi secara hukum harus tetap ditindak tegas," tandasnya.
Dalam tiga hari terakhir, dua aksi intoleransi terjadi di kota yang menjunjung tinggi pluralitas itu. Terakhir, Minggu (1/6/2014) siang, di Kabupaten Sleman, puluhan orang merusak sebuah bangunan yang biasa dipakai umat Kristen untuk beribadah.
Bangunan yang dirusak itu milik pendeta berinisial NL. Bangunan yang bersebelahan dengan rumah NL itu terletak di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman. Penyerangan bermula saat NL bersama sejumlah anggota jemaatnya menggelar kebaktian di bangunan itu sekitar pukul 08.30. Karena tidak suka, puluhan warga Pangukan melancarkan aksi protes.
Sebelumnya, Kamis (29/5/2014) malam, rumah Julius di Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, diserang puluhan orang. Penyerangan yang dilakukan saat beberapa umat Katolik berdoa bersama di rumah itu membuat sedikitnya lima orang terluka. Hingga Minggu sore, Polri baru menangkap satu tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.