Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Ceritakan Asmujiono yang Masuk Kopassus meski Tak Penuhi Syarat

Kompas.com - 25/05/2014, 17:18 WIB


BOGOR, KOMPAS.com
 — Saat bertemu anak-anak yatim dan menggelar doa bersama di Nusantara Polo Club (NPC), Jagorawi Golf & Country Club, Bogor, Minggu (25/5/2014), Prabowo Subianto memberikan motivasi dengan menceritakan kisah Asmujiono.

Asmujiono adalah anak buahnya di Korps Pasukan Khusus (Kopassus) yang yatim piatu sejak umur 6 tahun. Meski demikian, Asmujino menjadi salah satu personel terbaik andalan Kopassus dan menjadi orang Indonesia pertama yang mencapai tempat tertinggi dunia yakni puncak Gunung Everest.

Namun, yang menarik dari cerita Prabowo adalah awal masuknya Asmujiono ke Kopassus. Menurut Prabowo, laki-laki yang berasal dari Malang, Jawa Timur, itu awalnya tidak memenuhi syarat. Salah satu persyaratan menjadi Kopassus harus memiliki tinggi minimal 168 cm, sedangkan Asmujiono tingginya hanya 165 cm.

"Perwira-perwira saya bilang anak ini sangat bagus dan memiliki semangat yang luar biasa. Perwira mendesak saya untuk menerimanya, tapi saya bilang persyaratan harus dijalankan. Namun banyaknya desakan dari perwira dan saya melihatnya, akhirnya dia dapat pengecualian atau dispensasi," tutur Prabowo.

Pilihan Kopassus tidak salah. Setelah Asmujiono masuk ke dalam Kopassus dan mengikuti pelatihan yang luar biasa keras, ia justru menjadi prajurit Kopassus yang terbaik. Kemudian, saat tahun 1996 Kopassus mengadakan pendakian ke puncak Everest, Asmujiono orang yang terpilih berangkat ke sana.

"Dia orang Indonesia yang pertama sampai Puncak Everest, dia juga orang Asia Tenggara dan Muslim yang pertama sampai Puncak Everest," tutur Prabowo.

Atas cerita itulah, Prabowo memotivasi anak yatim agar menjadi anak-anak yang tegas dan terus belajar agar dapat membanggakan bangsa Indonesia.(Seno Tri Sulistiyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com