Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Hukum: Pristono Dimanfaatkan untuk Menjelekkan Jokowi

Kompas.com - 22/05/2014, 17:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim hukum Jokowi for Presiden 2014 menuding, ada pihak-pihak yang telah memanfaatkan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono untuk menyerang bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo, sehubungan dengan kasus bus transjakarta berkarat.

Menurut mereka, Pristono ditunggangi untuk membentuk opini seolah-olah Jokowi terlibat langsung secara teknis dalam proyek pengadaan bus senilai Rp 1,5 triliun itu.

Menurut seorang anggota tim hukum Jokowi for Presiden 2014, Todung Mulya Lubis, ada pihak-pihak yang ingin menodai agenda Pemilihan Presiden 2014 dengan operasi hitam.

"Hak setiap pihak untuk melakukan kampanye, tapi bukan dengan memanfaatkan isu-isu yang tidak ada dasarnya karena ini tidak bagus dan tidak sehat dalam kehidupan berdemokrasi. Kita harus betul-betul menjaga pilpres ini agar tetap diisi dengan kampanye positif," kata Todung di Rumah Pemenangan Jokowi, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/5/2014).

"Saya pikir semua sudah tahu siapa pihak yang dimaksud. Jadi tak perlu kami katakan secara eksplisit," katanya lagi.

Todung menjelaskan, sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi tentu saja mengetahui bahwa seputar proyek pengadaan bus yang menggunakan dana APBD. Ia menilai, akan aneh apabila Jokowi tidak mengetahui seputar proyek yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Namun sebagai gubernur, Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam teknis pengadaan bus. Sehingga tuduhan pihak-pihak tertentu bahwa Jokowi terlibat dalam dugaan mark-up harga bus, sama sekali tidak berdasar," jelas Todung.

Seperti diberitakan, Udar Pristono ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan transjakarta dan BKTB di Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2013 senilai Rp 1,5 triliun oleh Kejaksaan Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menkopolhukam Gandeng Tangan Jaksa Agung dan Kapolri Lalu Beri Pesan: Ingat, Sudah Gandengan Lho...

Momen Menkopolhukam Gandeng Tangan Jaksa Agung dan Kapolri Lalu Beri Pesan: Ingat, Sudah Gandengan Lho...

Nasional
Jajak Pendapat Litbang 'Kompas': 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

Jajak Pendapat Litbang "Kompas": 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

Nasional
Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

Nasional
Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

Nasional
PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

Nasional
Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Nasional
Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

Nasional
KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com