Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Selandia Baru, DPR Berdalih Kejar Target Pengesahan RUU Panas Bumi

Kompas.com - 15/05/2014, 19:41 WIB
Nina Susilo

Penulis


AUCKLAND, KOMPAS.com - Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Panas Bumi di DPR RI menjelaskan, kunjungan kerja dua rombongan anggotanya ke Selandia Baru untuk mencari masukan dan sinkronisasi dengan pemerintah. Kunjungan itu diharapkan dapat menjadi masukan untuk mengupayakan pengesahan RUU tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Satya Widya Yudha yang menjadi pimpinan rombongan DPR ke Selandia Baru saat bertemu dengan mahasiswa Indonesia di Auckland, Selandia Baru. Salah seorang mahasiswa Indonesia, Ita Perwira, mempertanyakan kunjungan DPR yang tidak efisien karena dilakukan dalam beberapa gelombang dan saat parlemen Selandia Baru sedang reses. Mahasiswa lain, Irawan Asaad, menambahkan, kunjungan itu hanya menghamburkan uang rakyat, padahal banyak cara lain untuk mendapatkan informasi. Sebaiknya, DPR tak perlu lagi kunjungan dan memanfaatkan telekonferens.

Satya mengatakan, secara keseluruhan hanya 12 anggota pansus dari total 30 anggota Pansus RUU Panas Bumi yang berangkat ke Selandia Baru. Padahal, representasi anggota DPR tak bisa diwakilkan dan semua memiliki hak sama sebab masing-masing memiliki konstituen.

Anggota Fraksi Golongan Karya itu menambahkan, pansus mengupayakan RUU Panas Bumi rampung dan bisa disahkan Juli 2014 ini. Karenanya, kunjungan kerja disertai pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai wakil pemerintah. "Jadi ini bukan mumpung ngabisin budget," ujar Satya.

Saat ini, Pansus RUU Panas Bumi DPR dan pemerintah masih menyinkronisasi masalah. Harapannya, proses pembahasan daftar inventarisasi masalah lebih cepat dan RUU Panas Bumi segera masuk ke sidang paripurna DPR.

Satya menyebutkan, rombongan itu ke Selandia Baru untuk melihat industri geotermal, sistem penentuan tarifnya bagaimana, bagaimana menarik investasi, melihat kemungkinan liberalisasi harga, dan mencari bagaimana pembagian participating interest yang diterapkan di sini.

Dalam kunjungan kerja sepanjang 11-16 Mei ini, rombongan dipimpin Satya W Yudha (F-PG) dan terdiri atas Nabiel Al Musawa (F-PKS), Muhamad Syafrudin (F-PAN), dan Djuwarto (F-PDIP), Andi M Ramli (F-PKB). Selain itu, mendampingi Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana serta staf Kementerian ESDM dan tiga staf Sekretariat DPR.

Sebelumnya, tahun 2013, Komisi VII sudah membagi diri dalam tiga kelompok dan kunker ke tiga negara - Selandia Baru, China, dan Norwegia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com