Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Abraham Samad Selesaikan Tugas Ketua KPK Saja Dulu daripada Jadi Cawapres"

Kompas.com - 10/05/2014, 11:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bidang Kehormatan Sidharto Danusubroto berpendapat bahwa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad lebih baik menuntaskan tugasnya memberantas korupsi daripada maju dalam ajang pemilu presiden. Hal ini menyusul setelah nama Abraham masuk sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden.

"Saya melihat dia sebagai seorang penegak hukum yang hebat. Sebagai seorang law enforcement yang hebat, sebaiknya lebih baik tugas dia selesaikan dulu," ujar Sidharto saat dihubungi, Jumat (9/5/2014).

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu mengungkapkan, Abraham saat ini tengah menjadi sorotan akibat kinerjanya yang cemerlang di bidang pemberantasan korupsi. Atas kinerjanya itu, Sidharto pun memuji Abraham sebagai ikon penegakan hukum di Indonesia saat ini.

Sidharto berpendapat, Abraham lebih berpeluang masuk kabinet pemerintahan di bawah Jokowi.

"Gabung ke gerbong Jokowi kan tidak harus menjadi RI-2, bisa jadi kabinet. Bisa dipasang sebagai menteri terkait penegakan hukum karena dia punya spirit untuk law enforcement yang kuat," tuturnya.

Teka-teki mengenai bakal calon wakil presiden bagi Jokowi sedikit demi sedikit mulai terbuka. Ada petunjuk bahwa calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi berasal dari luar Pulau Jawa.

Dua nama pun mulai mencuat, yakni mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad, yang dua-duanya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Jokowi tak menjawab secara gamblang soal kemungkinan dua nama itu sebagai pendampingnya. Namun, dia juga tidak membantah. Dia meminta agar masyarakat sabar hingga akhirnya dia mengumumkan calon wakil presiden pada minggu depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com