Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah di Tingkat Bawah Memperlambat Rekapitulasi Suara

Kompas.com - 06/05/2014, 21:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini menilai banyak hal menjadi penyebab lambatnya proses rekapitulasi perolehan suara nasional dalam pemilu legislatif oleh Komisi Pemilihan Umum. Masalah yang muncul di tingkat bawah ini menumpuk sehingga lama diselesaikan di tingkat nasional.

Titi menengarai penyelenggara pemilu di tingkat bawah, mulai dari tempat pemungutan suara hingga KPU provinsi, ikut "bermain" dalam kecurangan-kecurangan pemilu. "Mungkin kecurangan pemilu begitu canggihnya sehingga baru diketahui saat rekapitulasi di tingkat nasional," ujar Titi di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).

Penyebab lainnya diduga masalah penggelembungan suara atau hilangnya suara tidak dapat diselesaikan di tingkat provinsi sehingga menumpuk di tingkat nasional. Banyaknya jumlah caleg pun dinilai membuat kinerja penyelenggara pemilu menjadi lamban. "Satu dapil itu misalnya calegnya 200-an. Itu kan harus didata orang per orang perolehan suaranya," kata Titi.

Penetapan sistem baru dengan adanya daftar pemilih tambahan dan daftar pemilih khusus tambahan juga dianggap membuat kerancuan dalam daftar pemilih. Hal tersebut kembali memakan waktu dalam proses rekapitulasi tingkat provinsi sebelum diserahkan ke pusat.

"Situasi ini diperburuk dengan pelatihan kepada jajaran di bawah yang tidak maksimal sehingga kompetensi mereka saat mengisi formulir buruk. Banyak yang kosong, banyak yang ganda," ujar Titi.

Titi mengimbau KPU agar segera menelusuri pangkal masalah dan secara tegas mengevaluasi oknum yang secara sengaja maupun tidak sengaja membuat proses rekapitulasi terhambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com