Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Pintu Dukung Jokowi atau Prabowo, Demokrat Tak Lirik Ical

Kompas.com - 21/04/2014, 12:55 WIB
sabrina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono disebut telah didekati para bakal calon presiden menjelang pemilu presiden mendatang. Setidaknya, tiga bakal capres, yakni Joko Widodo (Jokowi), Aburizal Bakrie (Ical), dan Prabowo Subianto sudah menjalin komunikasi dengan SBY.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati menuturkan, Jokowi sempat bertemu langsung dengan SBY. Pendekatan yang dilakukan Jokowi, kata Nurpati, memang dilakukan sebelum pelaksanaan pemilu legislatif. Menurut Andi, partainya sangat terbuka terhadap pendekatan yang dilakukan bakal capres PDI Perjuangan itu.

"Demokrat masih sangat mungkin mendukung Pak Jokowi. Demokrat demi kepentingan bangsa welcome. Dari dulu semua tahu bahwa Pak SBY selalu mengajak PDI-P dan Bu Mega (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri), bahkan saat upacara 17 Agustus, Bu Mega diundang. Hanya terpulang kepada orangnya," ujar Andi saat dihubungi, Senin (21/4/2014).

Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu mengaku belum mengetahui sikap dari Megawati atas kemungkinan berkoalisi dengan partainya. Namun, kata Andi, politik saat ini sangat cair sehingga bentuk dan model koalisi nantinya memang sulit diprediksi. Dalam memilih mitra koalisi, Demokrat juga akan tetap melihat peluang tokoh capres yang paling kuat menang.

"Tentu pertimbangan tokoh yang elektabilitasnya paling kuat akan menjadi pertimbangan kami dalam membentuk model koalisi," imbuh Andi.

Selain dengan Jokowi, Andi mengungkapkan, SBY juga sudah didekati bakal capres Partai Gerindra Prabowo dan bakal capres Partai Golkar Ical. Hubungan dengan Prabowo, diakui Andi, bisa digalang melalui koalisi Indonesia Raya yang digagas Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais.

Sama seperti dua kandidat yang lain, Ical juga sudah mendekati SBY. Namun, Andi menuturkan, dari ketiga bakal capres itu, kecil peluang partainya mendukung Ical. Pasalnya, selain pencalonan Ical masih bisa digoyang internal partainya, elektabilitas Ical juga tak memuaskan.

Selain itu, Andi menambahkan, partainya juga mempertimbangkan sikap Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama bergabung dalam koalisi. Meski demikian, belum ada kepastian final soal arah koalisi Partai Demokrat. Menurut Andi, partainya bergantung pada perhitungan SBY.

"SBY sudah dua kali menjadi presiden dan menjadi pimpinan koalisi. Beliau pasti akan lebih paham dan memiliki perhitungan yang lebih matang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com