Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendedah Para Pencabul Bocah

Kompas.com - 18/04/2014, 01:07 WIB
Catatan Kaki Jodhi Yudono

Barangkali, lantaran kelewat banyak persoalan yang menelikung bangsa ini, kita abai terhadap kasus paedofilia yang kian hari makin menampakkan wujudnya sebagai monster yang mengancam keselamatan dan masa depan anak-anak sebagai korbannya.

Pencabulan terhadap anak atau paedofilia yang mendapat perhatian sedemikian besar dari negara-negara maju, di negeri ini dianggap sebagai persoalan yang setara dengan pencurian ayam atau tawuran, sehingga kasus paedofilia ditangani tak serius. Mereka yang tersangkut kasus paedofilia hanya diganjar hukuman sekadarnya. Contoh paling fenomenal beberapa tahun lalu adalah kasus Syekh Puji yang menikahi anak di bawah usia dan tak jelas benar berapa tahun dia diganjar hukuman.

Padahal, menurut pengakuan seorang polisi pemilik blog dengan alamat http://reinhardjambi.wordpress.com, negara-negara di dunia (Khususnya AS dan Eropa) sedemikian besar perhatiannya terhadap kasus paedofilia sehingga menggolongkan kejahatan ini sebagai extraordinary crime dan membutuhkan perhatian khusus, sampai-sampai pelakunya akan dikejar ke ujung dunia dan warning diberikan kepada penegak hukum setempat untuk mengawasi mereka apabila akan menuju ke sebuah negara.

Perlakuan terhadap pelaku paedofilia sama dengan tersangka teroris. Warning dari kepolisian negara asal tersangka diberikan kepada negara yang akan dituju oleh bekas pelaku paedofilia, lengkap dengan file tentang si pelaku, sehingga negara yang dikunjungi bisa mengawasi kegiatan mereka, termasuk tingkah lakunya. Dengan alasan, bekas pelaku dikhawatirkan akan mengulangi perbuatannya. Info yang diberikan kepada negara yang dikunjungi pun tak main-main, detail informasi tersebut sangat lengkap termasuk nomor penerbangan menuju ke tujuan, nomor telepon, dan tempat menginap mereka.

Seorang pelaku yang pernah melakukan perbuatan paedofil 20 tahun yang lalu pun tidak luput dari kejaran aparat penegak hukum, seorang WN Inggris yang kemudian melarikan diri dan menjadi WNI —sekarang menjadi seorang pelatih di Indonesia—. Ia tetap menjadi incaran aparat keamanan Inggris yang mengirimkan warning melalui jalur Interpol agar kepolisian Indonesia mengawasi tingkah lakunya karena dikhawatirkan perbuatan yang dilakukan 20 tahun lalu terjadi lagi dengan korban anak Indonesia.

Menurut bloger polisi ini, Indonesia merupakan tempat yang menjadi incaran kaum paedofil negara Barat. Dalam data kepolisian tercatat beberapa kasus paedofilia dengan korban anak-anak Indonesia di Bali, Makassar, dan Jakarta. Tercatat pelaku berasal dari Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. Kepolisian negara asal selalu turun tangan langsung bila ada perkara ini, bahkan Pemerintah Australia sedang mengupayakan ekstradisi bagi salah satu warganya, Peter Dunar Walbran, tersangka kasus paedofilia di Indonesia.

***
Beberapa hari yang telah lewat, kita dikejutkan oleh berita mengenai AK (6) yang disodomi secara bergilir dan berkali-kali. Kejadian pelecehan seksual ini satu di antara banyak yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. Mulai dari pemerkosaaan ayah kandung kepada anaknya hingga kejadian memilukan lainnya yang kita tonton lewat tayangan televisi.

Setelah peristiwa mengenaskan menyangkut AK, disusul lagi dengan berita menyedihkan dari Surabaya. Lima pelajar Surabaya jadi korban paedofilia dengan tersangka Tjandra Adi Gunawan. Menurut Kasubdit II Perbankan Ditreskrimsus Polda Jawa Timur AKBP Wahyu Sri Bintoro, korban dari tersangka kejahatan paedofila Tjandra Adi Gunawan (37) sangat banyak. Lima di antaranya berasal dari kalangan pelajar Surabaya.

"Namun, sampai saat ini masih satu yang melapor kepada kami," katanya, Kamis (17/4/2014).

Pelaku yang juga karyawan di PT KSM yang berkantor di Surabaya itu ditangkap petugas gabungan Mabes Polri dan Polda Jatim pada 24 Maret lalu. Aksi pelaku dalam menyebarkan foto porno anak di bawah umur di media sosial, seperti Facebook dan Kaskus, dapat diidentifikasi polisi dengan melacak alamat IP tempat foto-foto itu diunggah.

Selain menangkap pelaku di kantornya, polisi juga mengamankan puluhan ribu gambar porno anak-anak di perangkat elektronik miliknya, mulai dari iPad, telepon seluler, flashdisk, hingga storage.

Begitulah pembaca, gunung es berupa kejahatan paedofilia kian menampakkan wujudnya yang selama ini terendam di bawah permukaan kehidupan sehari-hari karena ketertutupan masyarakat kita, sehingga persoalan kejahatan paedofilia kian hari makin mengkhawatirkan keamanan anak-anak.

Bayangkanlah wahai pembaca, bagaimana rupa kesedihan yang menimpa kedua orangtua AK ketika mengetahui putranya terinfeksi herpes yang diduga ditularkan pelaku setelah pelecehan seks berulang-ulang itu.

Simaklah penuturan ibunda AK kepada wartawan. Sejak mengaku telah dicabuli, AK tak mau bersekolah. Bahkan, ia sampai sekarang masih trauma kalau memakai celana. Kalau tidur, AK sering mengigau dengan kata-kata, "Stop, please don't do that, go away from me!"

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com