Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendedah Para Pencabul Bocah

Kompas.com - 18/04/2014, 01:07 WIB

Ah.., duka macam apa yang kini sedang dirasa kedua orangtua AK. Tunas muda yang tumbuh di rumahnya yang tiap waktu disirami dengan kasih sayang kini harus menanggung sakit raga dan jiwa serta rasa malu yang akan dibawanya hingga usia tua.

***
Kasus paedofilia di Indonesia rasanya memang sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Sikap tertutup masyarakat kita membuat kasus paedofilia tak segera bisa dilacak dan diungkap. Salah satu contoh adalah kasus yang terjadi di Bali. Setelah sekian lama terjadi, praktik paedofilia di Bali tahun 1995 baru terdengar. Memang ironis, karena di tahun 1998 kasus-kasus paedofilia tersebut baru terungkap kembali dan mendapat perhatian secara khusus pada tahun 2004.

Demikian presentasi staf peneliti Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM Drs Rohman pada seminar “Takhta Paedofilia di Istana Dewa Pulau Dewata” di PSKK UGM.

Hasil penelitian Rohman mengungkapkan, persoalan-persoalan kemiskinan di Bali, termasuk yang terjadi di kaki Gunung Agung, seperti di Kabupaten Karangasem dan beberapa kabupaten lain menjadikan pengetahuan masyarakat akan paedofilia sangat minim. Apalagi pelakunya adalah orang asing, yang datang ke Bali dan dianggap sebagai penolong.

Pada beberapa kasus, kata Rohman, kaum paedofil ini berwajah  pekerja sosial, guru bahasa, pengasuh anak, ayah angkat, atau orangtua asuh. Mereka berperan sebagai penderma, penyantun, dan penolong bagi keluarga-keluarga miskin.

Lebih lanjut menurutnya, bentuk-bentuk pertolongan itu bisa berupa uang, pakaian, makanan, modal usaha, bantuan biaya sekolah, santunan sosial kemasyarakatan, dan lain-lain. “Oleh karena kemampuan menarik simpati publik dan personal seperti itu, kebanyakan studi mengatakan jika strategi kaum paedofil dinilai sangat cerdik dan licik, rapi dan canggih, terselubung dan tersembunyi, tetapi menipu,” tandas Rohman.

***

Dalam penggunaan istilah yang populer, paedofilia berarti kepentingan seksual pada anak-anak atau tindakan pelecehan seksual terhadap anak, sering disebut juga "kelakuan paedofilia."

The American Heritage Stedman's Medical Dictionary menyatakan, "Paedofilia adalah tindakan atau fantasi dari pihak orang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak atau anak-anak."

Begitulah, apa pun nama dan istilahnya, perbuatan cabul terhadap anak-anak adalah ancaman yang sangat serius atas kehidupan manusia kecil bernama anak-anak. Dan celakanya, tindak asusila terhadap anak-anak ini justru kerap dilakukan oleh mereka yang memakai jubah pengayom.

Masih segar dalam ingatan kita saat Vatikan menarik duta besarnya untuk Republik Dominika dan membebaskannya dari tugas sambil menunggu penyelidikan, setelah media menuduhnya paedofil.

Menurut Arist Merdeka Sirait dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, jumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak terutama paedofilia di Indonesia yang cukup banyak itu sebagian besar di antaranya justru terjadi di tempat-tempat yang terhormat semacam sekolah.

Arist mengungkap, sebagian besar kasus itu terjadi di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Pada Februari 2013, seorang siswi SMA Negeri 22 Jakarta Timur melapor telah dicabuli wakil kepala sekolah bernama Taufan. Pengadilan menjatuhkan hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 60 juta.

September 2013, ES, guru Sekolah Dasar Tanjungtani 3, Kecamatan Prambon, dilaporkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Nganjuk oleh orangtua murid atas dugaan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak mereka di sekolah. Menurut laporan, pelaku yang merupakan guru olahraga ini telah menyodomi sedikitnya delapan siswa laki-lakinya. Perbuatan ini dilakukan di ruangan sekolah dan rumah pelaku.

Bulan Oktober 2013, orangtua siswa SMP Negeri 4 Jakarta Pusat melaporkan bahwa anaknya menjadi korban pelecehan seksual oleh sejumlah teman sekolah. Adegan pelecehan itu direkam dengan telepon seluler dan beredar di kalangan siswa. Kasus ini diselesaikan secara tertutup oleh dinas pendidikan dan orangtua siswa terkait.

Oktober 2013, seorang siswi kelas VI sekolah dasar mengaku telah dilecehkan gurunya. Bocah itu ketakutan dan tidak berani berangkat ke sekolah karena diancam si guru. Kasus ini ditutup karena polisi tidak menemukan bukti-bukti.

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com