Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lirik Demokrat, PKB Jajaki PDI-P dan Gerindra

Kompas.com - 11/04/2014, 09:13 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai melakukan langkah politk untuk menjajaki peluang koalisi dengan sejumlah partai. PKB tak lagi bertumpu pada Partai Demokrat sebagai mitra koalisi.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Ja'far mengatakan, partainya tengah membuka jalan komunikasi dengan PDI Perjuangan dan Gerindra. Dua partai papan atas Pemilu 2014. Menurut Marwan, dalam bacaan PKB, akan ada tiga blok koalisi yang mungkin terbentuk menjelang pemilihan presiden. Pertama, koalisi yang akan mengusung bakal calon presiden dari PDI-P Joko Widodo; kedua, koalisi pengusung bakal calon presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie; dan ketiga, koalisi pengusung bakal calon presiden dari Partai Gerindra. Dari ketiga itu, PKB akan fokus pada PDI-P dan Gerindra.

"Melalui second line pengurus partai, kami mulai intensif melakukan komunikasi ke PDI-P dan Gerindra. Sekarang fokusnya dua partai itu dulu," ujar Marwan saat dihubungi Jumat (11/4/2014).

Marwan mengatakan, PDI-P dan PKB memiliki catatan historis yang baik di masa lalu. PDI-P, kata Marwan, memiliki kedekatan historis dengan Nahdlatul Ulama yang menjadi basis utama PKB. Massa di akar rumput antara dua partai ini pun, kata Marwan, cukup baik.

Sementara itu, dengan Partai Gerindra, menurutnya, Prabowo tetap memiliki keunggulan elektabilitas yang berpeluang menyaingi elektabilitas Jokowi. Namun, belum diputuskan ke mana PKB akan berlabuh. Marwan mengungkapkan, PKB masih melakukan konsultasi dengan para kiai NU. 

"Sekarang sedang kami timang-timang. Kami ingin koalisi produktif, bukan dagang sapi sehingga bisa tercipta pemerintahan kuat," katanya.

Sementara itu, mengenai kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrat, Marwan mengatakan hal itu bisa saja terjadi. Hanya, lanjut dia, saat ini Partai Demokrat belum memiliki calon presiden. Selain itu, Partai Demokrat menurunkan targetnya menjadi calon wakil presiden.

PKB, kata Marwan, kini juga memiliki target realistis dengan hanya mengajukan calon wakil presiden. Untuk tokoh yang diajukan sebagai cawapres, PKB masih menimbang tiga nama, yaitu Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Jusuf Kalla.

Koalisi partai Islam hanya utopia

Mengenai peluang bersatunya partai-partai berbasis massa Islam dalam barisan koalisi, Marwan menilai, akan sulit diwujudkan karena ego masing-masing partai. Ego yang dimaksud Marwan adalah terkait ideologi. PKB masih lebih condong berkoalisi dengan partai-partai berhaluan nasionalis.

"Untuk mengumpulkan duduk satu meja partai-partai Islam itu sulit sekali. Terkadang, lebih baik kalau kami berkomunikasi dengan partai nasionalis," ujar Marwan.

Koalisi poros tengah jilid II yang sempat mengemuka tahun lalu, dianggapnya tak lagi relevan. "Koalisi poros tengah jilid II bisa disebut hanya utopia karena zamannya sudah beda. Kalau dulu kan masih dipilih MPR, sekarang petanya sama sekali beda," kata anggota Komisi V DPR itu.

Akan tetapi, Marwan mengatakan, partai-partai Islam bisa saja membuat kejutan apabila ada seorang solidarity maker yang menggabungkan partai-partai ini. "Semua hal bisa terjadi karena tidak ada partai yang dominan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com