Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Jokowi Belum Bisa Kalahkan SBY

Kompas.com - 09/04/2014, 16:52 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai, dukungan suara yang diterima bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo, saat ini tak sekuat dukungan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono saat menjadi capres Partai Demokrat pada Pemilu 2009. Ia pun ragu PDI Perjuangan akan memperoleh dukungan suara menembus 30 persen pada pemilu legislatif ini.

"SBY pada April 2009 sudah 60 persen dukungannya. Jokowi, April 2014, baru 40 persenan," kata Denny saat berbincang dengan wartawan di kantor LSI, Rabu (9/4/2014).

Denny mengatakan, rendahnya dukungan terhadap Jokowi terjadi terutama pascapengumuman pencapresannya pada bulan Maret lalu. Saat itu, muncul dua kampanye negatif yang diembuskan oleh sejumlah pihak ke publik.

Kampanye negatif pertama adalah kemunculan iklan yang menguak janji Jokowi untuk menyelesaikan persoalan DKI Jakarta. Seperti diketahui, saat berkampanye sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu, ia berjanji untuk menyelesaikan segala permasalahan Jakarta. Namun di tengah jalan, ia justru seolah meninggalkan Jakarta untuk menuju kursi RI 1.

"Isu Jokowi yang berjanji lima tahun, itu kan ada videonya," katanya.

Kampanye negatif kedua terkait kasus dugaan korupsi pengadaan transjakarta dan BKTB pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2013 lalu. Menurut Denny, jika Kejaksaan Agung sampai memanggil Jokowi untuk menjalani pemeriksaan, tentu saja hal itu akan sangat berpengaruh terhadap dukungan masyarakat kepada mantan wali kota Solo itu.

"Jadi Jokowi sekarang tidak seharum dulu, tepatnya bulan-bulan Maret, ketika dia sudah di-declare menjadi capres, dan attacking ke dia semakin besar," ujarnya. Denny memprediksi, suara yang diperoleh PDI Perjuangan bisa lebih dari 16 persen, tetapi tidak lebih dari 30 persen.

Selain itu, akan sulit juga bagi PDI Perjuangan untuk mengulang kesuksesan Partai Demokrat pada Pemilu 2009. Saat itu, Partai Demokrat berhasil keluar sebagai pemenang pada pemilu presiden, dalam satu putaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

Nasional
Jasa Raharja Santuni Seluruh Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Jasa Raharja Santuni Seluruh Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Nasional
Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com