Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anis: Pelanggaran Pemilu Biasa Saja, Sama seperti dalam Sepakbola

Kompas.com - 29/03/2014, 08:21 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pelanggaran pemilu bukanlah hal yang serius. Ketua Umum PKS, Anis Matta, mengatakan bahwa pelanggaran pemilu adalah biasa dan kerap dilakukan oleh partai politik, bukan hanya PKS saja. Anis mengatakan, pelanggaran itu tidak jauh berbeda pelanggaran pemain saat main sepakbola.

"Kasus seperti ini biasa saja. Ada banyak kasus (pelanggaran pemilu oleh kelompok lain) seperti ini. Biasa saja," kata Anis usai kampanye akbar PKS di Doom Balikpapan, Kaltim, Jumat (29/3/2013).

"Semua yang terkait pelanggaran itu, anggap saja seperti main bola. Kadang ada satu dua pemain melakukan pelanggaran, muncul kartu kuning," tambahnya kemudian.

Dia menyadari bahwa PKS tak luput dari pantauan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pelanggaran apapun oleh partai peserta pemilu tentu harus diselesaikan dengan Bawaslu. Beberapa kader PKS di beberapa daerah beberapa waktu lalu sempat berurusan dengan Bawaslu lantaran dugaan bagi-bagi sembako.

Kader PKS di Balikpapan dan Bengkulu, lanjutnya, baru-baru ini kena "semprit" Bawaslu. Partai bernomor urut 3 ini tak menganggap serius persoalan itu. Anis mengaku, partai memilih tidak terkejut bila muncul kabar ada kadernya yang melakukan pelanggaran.

"Kita minta maaf ke masyarakat saja. Sedangkan sanksi tidak ada di kita, karena ini bagian dari Bawaslu dan KPU. Tak mungkin lah sampai segitunya (kartu merah)," kata Anis.

Anis berkampanye di Balikpapan, Jumat (28/3/2014). Dia menyempatkan mampir ke Kampung Nelayan Manggar sebagai rangkaian kegiatan kampanyenya. Selanjutnya, Anis dan rombongannya ke Doom untuk kampanye akbar.

Kata Anis, PKS berniat mempertahankan posisi di peringkat tiga atau empat pemenang pemilu di tingkat nasional. PKS juga menargetkan menempatkan dua wakil PKS asal Kaltim di DPR RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com