Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Korea Utara Temui Ketua MPR RI, Bahas Ketegangan Semenanjung Korea

Kompas.com - 26/03/2014, 20:46 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia Ri Jong-ryul menemui Ketua MPR Sidarto Danusubroto di ruang kerja Ketua MPR RI, Gedung Nusantara III, Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (26/3/2014). Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu membicarakan situasi dan kondisi di semenanjung Korea.

"Kami sekarang mendapat tekanan kuat dari Washington. Apalagi ada latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika di kawasan itu. Mereka menggunakan isu hak asasi manusia (HAM) untuk menekan rezim kami," kata Ryul dalam keterangan pers kepada wartawan.

Jong-ryul menyebutkan, tujuan bertemu dengan Ketua MPR RI adalah menyampaikan informasi mengenai situasi dan kondisi di Semenanjung Korea saat ini. Menurutnya, situasi dan kondisi di Semenanjung Korea masih tetap tegang, bahkan meningkat. Ia menengarai hal itu buah dari kebijakan AS terhadap pemerintah Korea Utara.

Kepada Sidarto, Jong-ryul mengatakan bahwa pemerintah Korea Utara menuntut tiga hal kepada AS. Korea Utara menuntut AS menghentikan kebijakan permusuhan, seperti melakukan isolasi dan mendorong embargo, terhadap negara tersebut.

Ia juga menyinggung tentang kebijakan AS terkait dengan program nuklir Korea Utara. "AS minta kami menghentikan lebih dulu program nuklir," ujarnya. Setelah itu, AS akan bersedaia memperbaiki hubungan dengan negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.

Menurutnya, AS sendiri telah memasukkan senjata nuklir ke Semenanjung Korea sejak 1950-an, jumlahnya lebih dari seribu hulu ledak nuklir. AS juga menempatkan di pulau-pulau perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Sampai saat ini, kata Jong-ryul, Korea Utara masih bertahan dengan program nuklir dan AS tidak berani menyerang negaranya. "Kami akan lebih memperkuat kekuatan nuklir," ujarnya.

Korea Utara juga menuntut AS segera menghentikan isu hak asasi manusia (HAM) di negara itu. Ia menyebutkan, di Korea Utara, pendidikan dan kesehatan sudah gratis. Pemerintah di sana juga melakukan pembebasan pajak dan tidak menginginkan adanya hukum rimba di masyarakat. Korea Utara tidak menginginkan orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.

"Intinya, ketegangan di Semenanjung Korea adalah karena kebijakan permusuhan mereka (AS) terhadap kami," tegas Ri Jong-ryul.

Menanggapi informasi dari Dubes Korea Utara itu, Ketua MPR Sidarto Danusubroto menyatakan prihatin atas perkembangan yang terjadi di Semenanjung Korea. Ia yakin bahwa ketegangan tidak boleh diatasi secara fisik, tetapi melalui dialog dua negara bersaudara, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara, tanpa ada campur tangan negara ketiga.

"Bagi Indonesia, ketegangan di satu kawasan akan berdampak pada kawasan lain," kata Sidharto.

Ia menyebutkan, Indonesia melihat dua negara Korea itu sebagai satu saudara, satu negara, dan satu bangsa. Menurutnya, rekonsiliasi adalah satu kebutuhan dan bisa diselesaikan oleh kedua negara itu, bukan oleh negara lain. Sidarto mengharapkan dalam waktu yang tidak lama lagi ketegangan di kawasan Semenanjung Korea bisa mereda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com