Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Si Kuning, Si Merah, dan Si Biru

Kompas.com - 26/03/2014, 08:44 WIB


KOMPAS.com
 — RIBUAN orang berkumpul dan bersorak untuk pemenangan Partai Golkar di Stadium Sritex Arena, Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/3/2014). Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie hadir di ”kandang banteng”, di basis PDI-P.

Sritex Arena hanya beberapa ratus meter dari Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Solo, tempat Joko Widodo pernah tinggal. Butuh nyali besar untuk hadir di Solo. Baliho Golkar hanya terlihat di akses bandara, sedangkan di pusat Kota Solo tak terlalu mencolok.

Dengan latar belakang pengusaha, dipertajam Visi Negara Kesejahteraan 2045, Aburizal menggebrak Sritex Arena berkapasitas 3.500 orang dengan tema-tema ekonomi.

Piye kabare? Bagaimana kabarnya?” sapa Aburizal kepada kadernya. Aburizal kemudian ”menjual” pengalaman Golkar memerintah selama 32 tahun. Menimbang Jawa Tengah adalah basis pertanian, Aburizal mengingatkan prestasi Soeharto soal swasembada pangan.

Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, memperkenalkan Titiek Soeharto dan istrinya, Nina, sebagai orang asli Solo. Titiek, Nina, dan Tatty Bakrie didaulat memperagakan tata cara pencoblosan surat suara.

Kemarin, di Lapangan Dengung, Sleman, DI Yogyakarta, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjelaskan alasan memilih Jokowi sebagai capres PDI-P. ”Saya berbicara dengan beliau, apa yang ada di pikiran dan hatinya. Beliau mengatakan ingin keadaan Indonesia yang seperti ini berubah dan ia butuh bantuan serta dukungan dari rakyat,” katanya.

Dengan Jokowi, Megawati berharap sekitar 60 juta suara anak muda memberikan dukungan kepada Jokowi. Di sela-sela orasi, Megawati menegur kader dan simpatisan yang membawa motor dengan suara memekakkan telinga.

Sebelumnya, meski hanya lima menit, Megawati blusukan di Pasar Beringharjo. Megawati yang menumpang Toyota Alphard didampingi beberapa petinggi PDI-P, seperti Puan Maharani, Effendi Simbolon, Maruarar Sirait, Daryatmo, Djuwarto, Hasto Kristianto, dan Idham Samawi yang masih tersangkut kasus korupsi.

Kampanye PDI-P kali ini mampu ”memerahkan” Yogyakarta. Mulai Jalan Magelang hingga Lapangan Dengung jalanan macet karena konvoi puluhan ribu simpatisan PDI-P. Di antara mereka adalah pengendara sepeda motor yang bunyinya ditegur Megawati.

Bantah kemunduran

Di Brebes, Jateng, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat membantah tudingan yang menganggap pemerintahan selama 10 tahun terakhir mengalami kemunduran. SBY hadir di kampanye terbuka di lapangan Stadion Karang Birahi.

SBY mengemukakan, hingga hari ke-10 kampanye, pihaknya tidak pernah menyerang partai lain dan tidak pernah mengganggu. Ia menyebutkan, tidak pernah menjual aset negara, tidak pernah membuat perjanjian yang merugikan negara, dan tidak pernah menjual kapal tanker yang merugikan negara.

Seperti biasanya, saat kampanye SBY didampingi Ani Yudhoyono juga sempat menyanyikan lagu ”Rumah Kita” bersama penyanyi Rio Febrian. Anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan adik iparnya Pramono Edhie Wibowo juga hadir.

Kampanye diikuti ribuan orang dengan mengandalkan sejumlah penyanyi, seperti Wali Band, Ikke Nurjanah, dan Ras Muhammad. Hujan mengguyur Stadion Karang Birahi selama berlangsungnya kampanye. Deras. (RYO/ABK/FER/WIE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Nasional
Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com