Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Hakim MK Banyak Godaannya

Kompas.com - 26/03/2014, 07:30 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim Konstitusi Harjono mengakhiri masa tugasnya di Mahkamah Konstitusi. Dalam acara pisah sambut di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014) malam, Harjono berpesan kepada para hakim konstitusi untuk tidak mudah tergoda dengan hal-hal melanggar aturan. Menurutnya, menjadi hakim konstitusi banyak godaan, baik berupa uang, harta, dan kepopuleran.

"Kita sebagai hakim yang mengemban amanah konstitusi harus siap kesepian, kita harus jaga diri. Tidak boleh dekat dengan sembarangan orang," kata Harjono.

Pasca-berakhirnya masa tugas Harjono, ada dua hakim baru yaitu Wahiduddin Adams dan Aswanto. Salah satunya menggantikan posisi AKil Mochtar, yang kini ditahan KPK karena dugaan suap.

Dua periode bertugas menjadi hakim konstitusi yaitu periode 2003-2008 dan 2009-2014, Harjono menilai, MK merupakan lembaga yang lemah tetapi penting.

"Lembaga ini lemah, tapi penting. Lemah karena ia hanya bisa berbicara di atas amanah konstitusi, serta mengeksekusi. Untuk itu penggerak MK haruslah orang-orang yang kuat," kata Harjono.

Setelah ini, ia berjanji akan tetap memberikan masukan terhadap MK dengan berbagai kritiknya.

"Bukti saya tetap cinta MK adalah dengan cara mengkritik. Kalau saya elu-elukan berarti tidak membangun," ucapnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua MK Hamdan Zoelva menilai, Harjono merupakan sosok hakim konstitusi teladan. Menurutnya, Harjono cekatan dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ditangani MK.

 "Dia adalah kamus berjalan karena dia tahu segalanya tentang konstitusi," kata Hamdan.

Kepada Wahiduddin dan Aswanto, ia berharap kehadiran dua hakim baru akan membantu menstabilkan kinerja MK yang selama empat bulan ini dinilainya "keteteran".

"Apalagi bulan depan sudah pemilu. Pasti banyak sengketa yang akan kami selesaikan," kata Hamdan.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com