JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) diyakini masih bertumpu pada Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri. Meski partai tersebut telah mendeklarasikan Gubernur DKI Joko Widodo sebagai calon presiden, Megawati tetap menjadi tokoh sentral pada partai berlambang banteng tersebut.
"Penguasa riil tetap saja Bu Mega. Yang lain hanya menumpang, kecuali ada reformasi besar-besaran di tubuh PDI-P," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak, Senin (24/3/2014).
Sebagai partai tradisional, kata dia, soliditas yang dibangunoleh PDI-P hanya didasarkan pada kekuatan dinasti politik. Dengan begitu, hadirnya tokoh politik lain di luar lingkaran dinasti dianggap tidak lebih dari aksesoris politik. Zaki menilai Jokowi berada pada posisi marginal karena tidak berada dalam struktur pengurus DPP PDI-P. Menurutnya, Jokowi akan diperlukan ketika namanya masih kuat, tetapi sebaliknya dapat dengan mudah disingkirkan seperti sejumlah tokoh lain di partai tersebut.
"Banyak elite sempat beredar sebagai inner circle PDI-P, seperti Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Permadi, dan sebagainya, yang akhirnya terpental saat sudah tidak diperlukan lagi," ujarnya.
Jokowi menjadi bakal calon presiden dari PDI-P setelah mendapatka mandat dari Megawati pada Jumat (14/3/2014). Jokowi menyatakan siap menjadi capres dan kini tengah menjadi juru kampanye nasional PDI-P dalam kampanye pemilu legislatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.