Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Hakim MK Ditanya Asal Kekayaan yang Mencapai Rp 5 Miliar

Kompas.com - 05/03/2014, 17:55 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon hakim Mahkamah Konstitusi Yohanes Usfunan tercatat memiliki kekayaan mencapai Rp 5 miliar. Jumlah harta kekayaan itu dianggap sangat tinggi dan mengundang tanya dari Tim Pakar dalam proses uji kelayakan dan uji kepatutan sebagai calon hakim konstitusi.

Salah seorang anggota Tim Pakar, Lauddin Marsuni, meminta Yohanes menjelaskan secara detail asal-usul kekayaannya. Sebab, dari hasil identifikasinya, sulit bagi Lauddin untuk memercayai bahwa Yohanes memiliki kekayaan lebih dari Rp 5 miliar dari profesinya sebagai dosen, sekretaris pusat studi, ketua pusat studi, pembantu rektor III, penyusun naskah akademik, dan mantan wartawan.

"Kalau saya berpikir dan membandingkan, aktivitas itu enggak akan menghimpun kekayaan sebanyak Rp 5 miliar," kata Lauddin.

Tak menunggu lama, Yohanes langsung menjawab. Ia mengaku telah mulai mengumpulkan uang sejak masih menjadi wartawan media nasional di daerah. Kekayaan yang ia miliki di antaranya terdiri dari sejumlah aset berbentuk tiga rumah di Bali.

"Dulu saya beli harga (satu rumah) Rp 12 juta. Sekarang harganya bisa mencapai Rp 500 juta," kata Yohanes.

Lauddin puas dengan penjelasan itu. Ia pun melontarkan pertanyaan lain kepada Yohanes. Dalam kesempatan ini, Lauddin memberikan kritik kepada Yohanes karena dianggapnya tidak cermat. Hal itu ia ketahui dari makalah Yohanes yang mencantumkan mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

"Idealnya, seorang hakim itu harus cermat dan teliti. Tapi UU 23 Tahun 2003 tentang MK saya cari enggak ketemu?" ucap Lauddin.

Yohanes tak membantah. Ia mengaku telah keliru menulis UU tersebut. "Itu kekeliruan saya," ujar Yohanes.

"Jangan sampai ada putusan, nanti sudah dieksekusi, tapi ternyata ketikannya salah. Fatal kan, luar biasa," timpal Lauddin.

Dalam seleksi calon hakim konstitusi, ada 11 calon yang diuji oleh Tim Pakar dan anggota Komisi III DPR. Penilaian dari Tim Pakar akan dijadikan rekomendasi saat Komisi III melakukan pemilihan. Komisi III DPR akan menggelar pleno pada Rabu malam ini.

Hasil pleno akan dibawa ke sidang paripurna pada Kamis (6/3/2014). Dua calon hakim yang terpilih akan menggantikan Akil Mochtar yang menjadi terdakwa dalam dugaan kasus suap dan Harjono yang akan pensiun pada Maret 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com