Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soekarno, Angklung, dan Tito

Kompas.com - 28/02/2014, 08:31 WIB

KOMPAS.com — Musik angklung mengalun saat Guruh Soekarnoputra, putra bungsu mantan Presiden Soekarno, berkunjung ke Museum Josip Broz Tito, mantan Presiden Yugoslavia di Beograd, Serbia, Rabu (26/2/2014). Museum itu menyimpan sekaligus memajang sebagian koleksi Tito, pemberian atau hadiah dari sahabat-sahabatnya, termasuk angklung pemberian Presiden Soekarno.

Saat kunjungan atas undangan Kedutaan Besar RI untuk Serbia serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Serbia (dulu Yugoslavia), Guruh menerima salinan surat yang dikirimkan Soekarno untuk Tito. Lembaga Arsip Nasional Yugoslavia punya dokumen lengkap soal hubungan tersebut, juga dokumen berkaitan pendirian Gerakan Non Blok (GNB).

Setidaknya ada 9.000 foto dan 3.000 dokumen. Surat-surat dan cendera mata patung kayu God Shiva on The Garuda yang pernah diberikan Soekarno untuk Tito pada 1956 dipamerkan ke publik tahun lalu.

Soekarno dan Tito merupakan sahabat yang dekat. Keduanya adalah pendiri GNB bersama Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah.

Guruh mengatakan, dokumen tersebut makin melengkapi arsip tentang Soekarno yang dimiliki keluarga dan Yayasan Bung Karno. Setelah Serbia, Guruh yang juga Ketua Yayasan Bung Karno akan mencari dokumen serupa ke Rusia, China, Maroko, Aljazair, Venezuela, Belanda, dan Inggris.

”Banyak memorabilia Soekarno hilang, entah ke mana enggak ngerti. Ini yang harus ditelisik. Yang saya sayangkan, bintangnya, penghargaan dari seluruh dunia sudah tercerai-berai. Yang ada di keluarga cuma beberapa,” ungkap Guruh.

Selain ke Arsip Nasional Serbia, Guruh juga mengunjungi House of Flower, kompleks makam Tito dan istrinya, Jovanka Broz. Di tempat itu, ia bertemu cucu Tito, Zlaticka Broz.

Terkait pendirian GNB, Duta Besar RI untuk Serbia Samuel Samson mengatakan, Indonesia dan Serbia bekerja sama mempromosikan dokumen GNB di Bandung sebagai memory of the world UNESCO.

Terkait memori bangsa terhadap Soekarno, Guruh mengungkapkan, pihak keluarga masih berusaha mewujudkan amanat Soekarno agar menempatkan koleksi miliknya dalam sebuah museum. Rencana itu menemui titik terang pada zaman pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pemerintah memberikan Graha Pemuda yang kini menjadi Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai tempat pembangunan Museum Persada Soekarno. Namun, rencana itu tidak berlanjut ketika era pemerintahan berganti.

Kini upaya gigih dimulai lagi.

(Susana Rita dari Beograd)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com