Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Program Beasiswa Bidikmisi Diperluas

Kompas.com - 27/02/2014, 14:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar tak ada satu pun anak yang berprestasi dari keluarga miskin yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, Presiden menilai program Bidikmisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditujukan untuk beasiswa siswa miskin yang berprestasi untuk terus diperluas.

"Saya bukan hanya terus mendorong program bidikmisi, ingin terus meningkatkan dan memperluas jangkauan program Bidikmisi. Saya instruksikan Mendikbud dan menteri terkait sejalan dengan anggaran pendidikan, tolong diperbanyak dan diperluas jangkauan program Bidikmisi ini," ujar Presiden dalam acara silaturahim dengan siswa penerima beasiswa Bidikmisi di Hotel Bidakara, Kamis (27/2/2014).

Dengan adanya program Bidikmisi ini, Presiden yakin angka kemiskinan dan pengangguran berkurang. Presiden menuturkan siswa miskin harus tetap memiliki akses kepada pendidikan.

"Semua harus terangkat. Kalau ada hasil pembangunan, semua harus merasakan hasil pembangunan itu. Pendidikan pun juga pendidikan untuk semua. Mereka punya peluang dna hak yang sama," kata Presiden.

Presiden menuturkan Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang memadai. Saat ini, Indonesia pun masuk sebagai 16 besar negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi. Maka dari itu, SBY yakin pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara maju. Dia pun yakin salah satu penerima beasiswa Bidikmisi bisa menjadi salah satu pemimpin negeri ini.

Menteri Pendidikan Muhammad Nuh menambahkan pemenuhan hak bagi siswa miskin awalnya diatur dalam peraturan pemerintah. Aturan ini kemudian diperkuat dengan pemberlakuan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Di dalam UU itu, mengatur tentang setiap perguruan tinggi memberikan kursi minimal 20 persen bagi kelauarga tidak mampu, daerah tertinggal, dan daerah terpencil.

Pada tahun 2007, Nuh menuturkan hanya 1,4 persen mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Pada tahun 2014, jumlahnya meningkat menjadi 4,7 persen. Nuh menargetkan dengan program Bidikmisi, angka mahasiswa dari keluarga tidak mampu bisa meningkat sampai 15 persen pada tahun 2015. Sejak diluncurkan pada tahun 2010, setidaknya sudah ada 150.000 mahasiswa penerima Bidikmisi.

"Kalau memandang dengan mata hati, akan mendapatkan betapa besarnya talenta yang tersimpan. Mereka adalah mutiara yang terpendam yang harus kita angkat," kata Nuh. \

Dari jumlah itu, sudah banyak lulusan Bidikmisi yang diterima di perguruan tinggi top di luar negeri. Banyak pula yang lulus dengan nilai cum laude. Ke depan, Nuh menuturkan pemerintah akan menjalankan program beasiswa kepresidenan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com