Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Konvensi Demokrat Satu Suara soal Blok Mahakam

Kompas.com - 22/02/2014, 21:16 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com
- Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Hotel Novotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (22/2/2014), juga membahas isu pengelolaan Blok Mahakam oleh TOTAL (Perancis) dan INPEX (Jepang) yang kontraknya akan berakhir pada tahun 2017. Semua peserta konvensi sepakat, pengelolaan Blok Mahakam bisa dilakukan oleh putra-putri Indonesia.

Salah satu peserta konvensi, Anies Baswedan, mengatakan bahwa konstitusi mengamanatkan secara jelas bahwa kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh bangsa Indonesia. Dengan kata lain, pengelolaan Blok Mahakam seharusnya dikelola sendiri.

"Kalau kita bisa mengelola sendiri, ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dulu kita dalam posisi lemah, tapi sekarang kita punya dana dan pengetahuan," kata Rektor Universitas Paramadina itu.

Sementara itu, Pramono Edhie Wibowo mengatakan, pengelolaan Blok Mahakam sebaiknya diserahkan kepada Indonesia jika memang mampu mengelolanya. Ia pun meminta para ahli bidang perminyakan asal Indonesia yang berada di luar negeri untuk pulang.

Namun, jika Indonesia belum mampu, lanjutnya, perpanjangan kontrak kepada perusahaan asing tak mungkin dihindari agar proses produksi terus berjalan. Kendati demikian, ia mengingatkan agar perpanjangan kontrak dilakukan secara rasional dan menguntungkan kedua belah pihak.

Peserta lainnya, Irman Gusman mengatakan semua kontrak gas dan tambang seharusnya dinegosiasi ulang. Bumi, air, dan kekayaan alam, kata Irman, adalah milik negara.

"Kita tidak anti asing. Kita harus bekerjasama, tapi harus tetap mengevaluasi," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah itu.

Dahlan Iskan meminta agar isu Blok Mahakam tidak dikaitkan dengan antiasing. Dahlan menyebut ada dua isu yang selama ini berkembang. Pertama, Indonesia tidak mampu mengelola Blok Mahakam. Kedua, Pertamina akan hancur kalau menangani Blok Mahakam.

"Saya sudah konsultasi, isu kita tidak mampu (mengelola), sudah pasti terbantahkan. Kita baru mengambil alih Blok West madura. Awalnya produksinya menurun karena kita belum siap. Tapi sekarang lebih tinggi daripada saat dikelola pendahulunya," tutur Dahlan.

Saat ini, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bekerja di Blok Mahakam yaitu TOTAL yang berpartner dengan INPEX dengan komposisi 50 persen-50 persen. Kontrak bagi hasil Blok Mahakam ditandatangani pertama kali tahun 1967, kemudian diperpanjang pada tahun 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com