Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Batal Deklarasi Capres, Suryadharma Ali Pasrah

Kompas.com - 08/02/2014, 16:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali mengaku akan menghormati apa pun keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II yang tengah berlangsung.

Suryadharma pun sudah mendengar keinginan Dewan Pimpinan Wilayah yang tak menginginkan adanya deklarasi capres tunggal dalam Mukernas kali ini.

"Saya menghormati apa pun keputusan yang ditetapkan dalam mukernas karena forum ini memang forum yang representatif untuk mengambil keputusan besar. Termasuk kalau Mukernas memutuskan ada sembilan nama yang akan dicalonkan, saya akan menghormati," ujar Suryadharma di sela-sela acara Mukernas II PPP di Hotel Gran Preanger, Bandung, Sabtu (8/2/2014).

Suryadharma tak mau berspekulasi apakah dia tetap berpeluang mendeklarasikan diri sebagai capres atau tidak. Menurut dia, keputusan final Mukernas terkait deklarasi capres PPP baru akan dicapai dalam rapat pleno pada Sabtu malam.

"Persetujuan itu kan nanti malam. Setelah mendengarkan pandangan-pandangan dari DPW-DPW dan departemen-departemen," kata Suryadharma.

Sebanyak 26 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menandatangani kesepakatan menolak pendeklarasian calon Presiden dalam forum musyawarah kerja nasional (Mukeras) II PPP.

DPW ini juga menolak rencana pendeklarasian Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sebagai calon tunggal presiden.

Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan, Amir Uskara menyatakan kesepakatan itu didapat setelah hasil rapat internal sejumlah DPW pada Sabtu (8/2/2014) dini hari.

"Kami sepakat untuk tidak ada deklarasi dan fokus pada bagaimana pemenangan pileg," ujar Amir saat dijumpai di sela-sela acara Mukernas PPP, Sabtu siang.

Amir juga menjelaskan, pendeklarasian capres PPP saat ini dinilai akan menyulitkan PPP saat memutuskan untuk berkoalisi, jika tidak memeroleh suara sampai 20 persen.

"Kalau nanti terpaksa koalisi, dan hasil bargaining tidak sesuai dengan apa yang dideklarasikan, berarti mementahkan mukernas. Ini tidak baik," ucap Amir.

Sebanyak 26 DPW yang mengajukan pembatalan deklarasi capres ini terdiri dari mayoritas DPW PPP seluruh Indonesia, kecuali Bengkulu, Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bali, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Sebagai alternatif, mereka mengajukan sembilan nama sebagai bakal capres PPP. Kesembilan nama itu adalah sebagai berikut: Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Ketua Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru Yenny Wahid, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddique, dan politisi Partai Kebangkitan Bangsa, Khofifah Indar Parawansa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com