Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: PDIP Bisa Kalah di Pilpres Jika Mega "Nyapres"

Kompas.com - 02/02/2014, 16:26 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Hasil survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI), PDI Perjuangan diprediksi kalah dalam Pemilu Presiden 2014 jika mengusung Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri sebagai calon Presiden ketimbang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Pasalnya, elektabilitas keduanya relatif jauh.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, jika PDIP mencalonkan Megawati sebagai Presiden, maka suaranya akan bersaing ketat dengan capres Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical dan capres Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Berdasarkan survei LSI per Januari 2014, elektabilitas Megawati antara 13,4 persen sampai 22 persen, Ical antara 11,5 persen sampai 21,3 persen, dan Prabowo antara 10,7 persen sampai 20,6 persen.

"Dukungan untuk ketiga capres ini sangat ketat, bisa saling salip-menyalip," kata Adjie saat merilis hasil survei di Kantor LSI, di Jakarta, Minggu (2/2/2014).

Namun, hasil itu berbeda jika PDI-P mengusung Jokowi sebagai capres. Jokowi akan mendapatkan dukungan antara 22,3 persen sampai 35,6 persen. Adapun Ical mendapatkan antara 13,2 persen-20,1 persen dan Prabowo antara 12,6 persen-19,7 persen.

"Jadi kalau Jokowi dicalonkan, posisi Jokowi akan aman, jauh diatas. Sementara Aburizal dan Prabowo masing-masing masih saling berkejar-kejaran," ujar Adjie.

Keputusan capres PDIP, menurut Adjie, sepenuhnya masih ada di tangan Megawati. Jika Megawati merasa bahwa dirinya potensial untuk menang, atau ingin meneruskan dinasti Bung Karno, maka akan sulit bagi Jokowi untuk maju di Pilpres.

"Tapi kalau Megawati bisa mempercayai loyalitas Jokowi kepadanya dan juga kepada platform PDI-P, maka Jokowi bisa diusung. Apalagi, dukungan terhadap Jokowi sangat kuat," pungkasnya.

LSI mengaku survei tersebut dilakukan pada 6 Januari-16 Januari 2014. Jumlah responden sebanyak 1200 orang dengan margin of error 2,9 persen. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Selain empat tokoh itu, LSI mengaku juga memasukkan nama belasan tokoh lain yang masuk dalam bursa capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com