Sebelumnya, Habibie juga sempat membahas mengenai pemimpin yang populer ini saat berpidato di acara Jurkamnas Partai Golkar, Sabtu (25/1/2014). Nur Mahmudi beserta rombongan yang terdiri dari staf Wali Kota Depok tiba di kediaman Habibie sekitar pukul 16.15 WIB. Awalnya, Nur membanggakan keberhasilan kota Depok kepada Habibie.
"Setelah silaturahim beberapa waktu lalu, kita mengerjakan beberapa hal. Berkat kekompakan teman-teman, kami menjadi kota paling banyak menanam pohon di Jawa Barat. Kami juga membangun bank sampah di kawasan masyarakat sehingga terus memotivasi masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan sehingga bisa mengatasi banjir," jelasnya.
Habibie pun dengan singkat mengucapkan selamat atas keberhasilan Nur itu. Selanjutnya, Nur kembali meminta arahan kepada Habibie untuk menghadapi permasalahan-permasalahan ke depannya. Hal ini tak terkecuali untuk menghadapi tahun politik 2014 kali ini.
Saat itulah Habibie kembali menyinggung masalah capres populer. Menurutnya, di Pemilu 2014 nanti, rakyat Indonesia harus bisa memilih pemimpin yang mampu mengatasi berbagai masalah, bukan justru memilih pemimpin yang hanya menang secara popularitas.
"Pilihlah seorang tokoh yang mampu, mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Bukan memilih dia jadi pimpinan karena populer," ujarnya.
Menurutnya, dengan memilih pemimpin yang cakap, maka berbagai permasalahan di Indonesia bisa diatasi. Sebaliknya, jika yang dipilih oleh masyarakat hanyalah pemimpin populer yang kerap muncul di panggung media, maka permasalahan yang dimiliki rakyat tidak akan teratasi dengan baik.
"Jadi harus yang tepat. Di setiap masyarakat memang ada yang populer yang selalu muncul ke panggung. Tapi kita harus memilih yang punya kemampuan. Kalau itu yang dipilih, enggak ada yang sengsara bangsa Indonesia, makmur semuanya," ujarnya.
Sayangnya, belum selesai Habibie menjelaskan lebih jauh mengenai masalah pemimpin yang populer itu, awak media tiba-tiba diminta menunggu di luar. Pertemuan yang semula dilangsungkan secara terbuka, menjadi tertutup untuk peliputan media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.