Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT Akui Teknologi Modifikasi Cuaca Belum Optimal

Kompas.com - 19/01/2014, 08:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Heru Widodo, mengaku teknologi modifikasi cuaca yang sudah dilakukan belum optimal. Hal itu karena keterbatasan perlengkapan yang digunakan untuk menebar garam (NaCl).

"Kondisinya sekarang, kami masih belum puas karena hanya bisa terbang sekali tiap harinya dan kemarin baru bisa dua kali. Sehingga penerbangan masih kurang banyak sekali," kata Heru, kepada wartawan, di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu (18/1/2014) malam.

Sejak penyebaran garam dimulai Selasa lalu, baru enam kali penerbangan dilaksanakan, dan menebar sebanyak 21,240 ton garam. Garam itu disebar di Pelabuhan Ratu dan Selat Sunda. Penerbangan itu hanya menggunakan pesawat jenis Hercules dan Casa 212-200.

BPPT telah meminta TNI AU untuk menyediakan tiga pesawat. "Dengan kondisi seperti ini, normalnya penerbangan harus bisa enam kali per harinya. Seperti kasus Januari-Februari tahun 2013 lalu," kata Heru.

Namun BPPT tidak bisa memaksa TNI-AU untuk cepat menyediakan pesawat. Sebab, sejumlah pesawat juga digunakan untuk menyalurkan bantuan ke Sinabung, Manado, dan sejumlah tempat lainnya.

Saat ini, BPPT telah melapor kepada Kepala BNPB, Syamsul Ma'arif dan TNI-AU untuk penambahan pesawat. Akan ada tambahan dua unit pesawat tetapi sprint (surat perintah terbang) belum ada.

Teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan tebar garam akan dilaksanakan hingga Maret mendatang. TMC untuk antisipasi banjir Jakarta dan sekitarnya merupakan salah satu pilihan jangka pendek. TMC diperlukan karena pengendali banjir di daratan seperti kondisi sungai, permukiman yang berada di dalam dan bantaran sungai, tata ruang masih berantakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

Nasional
Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com